LIU BAICHUAN
‘SI KAKI BESI’
(bagian 1)
Liu Baichuan adalah merupakan salah satu tokoh utama
dalam perkembangan kungfu tradisional Cina di era modern. Begitu hebatnya
teknik-teknik kaki dan kekuatan tendangannya, dia dikenal sebagai “Kaki Besi
Liu”. Dia bekerja sebagai pengawal dari Sun Yat Sen (Pemimpin Revolusi yang
menjatuhkan Qing/ pemimpin Kuomintang) dan Chiang Kai Sek (Presiden Taiwan
Pertama). Liu dilahirkan pada tahun 1871 di Provinsi Anhui dan meninggal pada
tahun 1964. Keluarganya sangat miskin, oleh karena itu dia hanya mampu
diberikan pendidikan formal selama 3 tahun sebelum akhirnya dia belajar untuk
menjadi seorang pelukis.
Di dekat tempat kerjanya terdapat rumah
pegadaian. Pemilik rumah pegadaian tersebut, mempekerjakan beberapa ahli kungfu
sebagai pengawalnya. Liu sangat menikmati melihat para pengawal tersebut berlatih wushu
(kungfu) di malam hari dan pada usia 14 tahun, Liu meminta mereka untuk
melatihnya.
Setelah beberapa tahun melakoni latihan keras,
Liu menjadi pengawal bagi seorang pebisnis yang sering bepergian. Ketika
melewati Yinkou di timur laut Cina, mereka berhenti di sebuah penginapan. Di
sore hari, Liu pergi ke luar untuk jalan-jalan sebentar. Ketika melewati semak
belukar, dia menyadari bahwa ada seseorang yang sedang duduk di atas pohon yang
ada di sana. Ketika dia melihat lebih dekat, dia melihat ada seorang biksu yang
memakai pakaian hitam. Walaupun merasa agak bingung, Liu tetap berjalan
sebagaimana biasanya ketika tiba-tiba dia merasa kalau pundaknya ditepuk dari
belakang. Ketika Liu berbalik, dia menyadari kalau yang menepuk pundaknya
tersebut adalah biksu yang sebelumnya dia lihat ada di atas pohon. Ternyata biksu
tersebut adalah ahli Kungfu Shaolin yang sangat terkenal kepala biara Yang
Deng-Yun.
Ketika tahu siapa bhiksu tersebut, Liu
memintanya untuk dijadikan murid. Yang menyetujuinya. Dia kemudian dipersiapkan
untuk latihan yang sangat keras. Mereka memulai latihan pukul 3.00 pagi
biasanya dia hanya dilatih Luohanquan (kungfu arhat). Untuk melatih tekniknya, Liu biasa berlatih
tanding dengan gurunya tersebut dan seringkali Liu terluka saat melakukannya.
Yang merupakan petarung yang agresif dan keras. Bahkan ketika Liu merasa kalau
jarak Yang begitu jauh darinya, dia mampu mendekat dengan cepat dan membuat Liu
roboh hanya dengan sentuhannya. Setelah Liu dirasa menguasai Luohanquan, dia
mulai diajarkan “Tendangan Bebek Induk dan Anak
Mandarin”. Untuk memulai latihannya, Yang akan menggantungkan karung di
pohon yang sebelumnya telah diisi dengan rumput kering, daun dan hal lainnya.
Liu diharuskan berdiri sekitar 1 yard dari karung yang telah digantungkan
sebelumnya, lalu kemudian dia akan menyerang menggunakan tendangan samping
kanan. Karung tersebut kemudian akan tertendang dan mengayun ke depan dan ke belakang.
Liu kemudian memutar badannya dan kemudian menendang karung tersebut dengan
tendangan tumit kaki kirinya sehingga menyebabkan ayunan karung tersebut
berubah arah. Dia kemudian akan menendang karung tersebut kembali menggunakan
tendangan samping kanan. Selain itu, dia juga menggunakan berbagai tendangan
lain ditambah dengan serangan lutut dan pinggang. Serangan yang dia latih
menekankan pada serangan kaki yang cepat, beruntun, kuat dan fleksibel. Setelah
Liu semakin mahir, isi karung tersebut diubah dari dedaunan menjadi pasir dan
kemudian kerikil.
Ketika tendangan Liu telah mencapai standar
yang tinggi menurut gurunya, dia diizinkan untuk mencobanya terhadap Yang
sendiri. Dia kemudian berlatih tanding dengan gurunya dan mencoba teknik-teknik
tendangan yang telah dia latih sebelumnya. Namun walaupun tendangan Liu sudah
cepat dan keras, Yang tetap mampu menangkap tendangan Liu. Yang kemudian
membolehkan Liu untuk menangkap tendangannya namun setiap kali Liu menangkap
kaki Yang, dia akan menendang menggunakan kakinya yang lain yang bebas, membuat Liu terpental beberapa
meter. Selain berbagai teknik di atas, Yang juga mengajarkan Liu pedang, tombak
dan cambuk besi dengan 7 patahan. Liu menggunakan semua kemampuannya ini dalam
pertarungan sesungguhnya ketika dia bekerja kembali. Ketika dia bertarung
dengan tuan tanah yang memakai pedang, dia berhasil mengalahkannya menggunakan
cambuk besi, hanya, saja ujung telunjuknya terpotong. Pada tahun 1910, Liu bekerja sebagai pelatih
di Komunitas Beladiri Chinwu Shanghai yang didirikan oleh Huo Yuan Jia.
(bersambung...)
0 komentar:
Post a Comment