CHENG TINGHUA
Cheng
Tinghua (juga dikenal sebagai Cheng Yingfang, 1848-1900) adalah merupakan salah
satu ahli kungfu neijia (tenaga dalam) terkenal baguazhang.
Cheng
Tinghua dilahirkan di Desa Cheng, Kota Shen, Provinsi Hebei (sekarang
Shandong). Dia merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara. Ketika dia masih muda,
dia memiliki bintik-bintik pada wajahnya sehingga dia terkenal dengan sebutan “anak
ketiga dengan bintik-bintik”. Cheng Tinghua sangat menyukai beladiri dan
berlatih dengan tekun sehingga saat masih muda, dia memperoleh kemampuan untuk
memainkan golok seberat 90 kg dan senjata berat lainnya.
Ketika
Cheng masih sangat muda, dia meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke
Beijing supaya bisa belajar membuat kacamata dari seseorang. Selain niatnya
untuk bisa membuat kacamata, Cheng juga berniat untuk meningkatkan kemampuan
kungfunya. Di sana kemudian dia langsung belajar Shuai Jiao (Gulat Cina).
Di
akhir tahun 1800-an, terdapat 2 gaya gulat yang terkenal di Beijing. Gulat
Mongol / Gulat Manchu, dan Pao Ting/ Gulat “gaya cepat”. Gulat Pao Ting jauh
lebih cepat daripada gaya Manchu. Setelah praktisi gulat Pao Ting menyentuh
lawan, maka dengan cepat lawannya tersebut akan langsung terlempar. Tidak ada
pergumulan atau saling mencengkeram dalam waktu lama seperti pada Gulat Eropa.
Gulat Pao Ting ini mengkombinasikan tinju, tendangan, mengunci persendian, dan
lemparan.
Cheng
Tinghua sangat menyukai gulat dan mempelajari kedua gaya gulat tersebut. Ketika
masih merupakan anak muda Beijing, dia berlatih begitu keras sehingga dia
menjadi pegulat yang terkenal. Walaupun begitu, dia masih belum dikenal di
dunia persilatan Beijing. Namun banyak ahli kungfu di Beijing mengenalnya dan
tahu kalau dia ahli dalam Shuai Jiao.
Pada
tahun 1870, Dong Haichuan menjadi terkenal di Beijing. Ketika Cheng berusiah
kurang lebih 28 tahun (1876), Cheng ingin belajar pada Dong supaya bisa
memperbaiki kemampuannya. Dikatakan bahwa sebelumnya Cheng berteman dengan Yin
Fu dan Shi Jidong (keduanya merupakan murid awal Dong Haichuan) dan merekalah
yang menyarankan Cheng supaya berguru pada Dong Haichan.
Ketika
mereka berdua bertemu, Dong meminta Cheng untuk menggunakan Shuai Jiao-nya.
Cheng mencoba menyerang Dong beberapa kali, namun tidak sedikitpun dia berhasil
menyentuhnya. Cheng kemudian berlutut dan meminta kepada Dong Haichuan supaya
bisa dijadikan murid. Cheng kemudian diterima menjadi murid keempatnya setelah
Yin Fu, Ma Weiqi, dan Shi Jidong. Dong terkenal hanya menerima seseorang
menjadi murid apabila orang tersebut sudah memiliki pengalaman di ilmu kungfu
yang lain. Dikatakan bahwa Dong memberikan 3 buah latihan dasar yaitu tang
ni bu (berjalan melingkar di atas lumpur), telapak tunggal berubah, telapak
ganda berubah dan telapak lembut berubah, dan sisanya Dong akan mengajarkan sesuai
dengan pengetahuan murid tersebut akan ilmu kungfu yang sebelumnya pernah dia
pelajari. Melalui hal ini, bisa disimpulkan kalau Dong mengajarkan Cheng
Tinghua sesuai dengan pengalamannya pada Shuai Jiao.
Aliran
Bagua yang memiliki berbagai unsur xingyiquan di dalamnya adalah Baguazhang
yang diajarkan oleh Cheng Tinghua kepada temannya Li Cunyi, Liu Dekuan dan
Zhang Zhaodong. Walaupun ketiga orang master xingyiquan tersebut tercatat
sebagai murid dari Dong Haichuan, banyak bukti yang merujuk bahwa mereka
bertiga belajar Baguazhang dari Cheng Tinghua. Hubungan antara xingyiquan dan
bagua kebanyakan terbentuk ketika Cheng Tinghua dan ketiga temannya tersebut
saling membandingkan kemampuan kungfu masing-masing (Li Cunyi, Zhang Zhaodong
dan Liu Dekuan merupakan ahli kungfu xingyi yang belajar pada Liu Qilan).
Karena Cheng Tinghua merupakan orang yang terbuka dan akan mengajarkan
Baguazhang pada siapapun yang ingin mempelajarinya, dia saling berbagi
kemampuan bertarungnya, teori serta teknik-teknik baguazhang-nya kepada ketiga
temannya tersebut. Pada awalanya ketiga temannya tersebut ingin menjadikannya
sebagai guru Baguazhang. Namun Cheng merasa tidak enak dengan hal tersebut,
mengingat mereka sudah benar-benar terampil sebagai ahli kungfu xingyi dan
usianya dan ketiga temannya tersebut hampir sebaya. Sehingga Cheng menyarankan
mereka supaya belajar kepada gurunya Dong Haichuan.
Cheng
Tinghua terbunuh pada saat pemberontakan boxer (boxer rebellion)
dimana pada saat itu, “8 negara asing” menginvasi Beijing pada; tahun 1900. Hal
ini terjadi karena Tentara Jerman memaksa penduduk untuk berbaris dan mendata
satu persatu pekerjaan mereka masing-masing di dekat Gerbang Chung Wen di mana
toko kacamata milik Cheng Tinghua berada. Cheng sedang berjalan pada saat itu,
dan tentara Jerman menghentikannya dan memaksanya supaya ikut berbaris bersama
yang lain. Cheng menolak dan lebih memilih bertarung melawan mereka. Dia
kemudian menghajar beberapa diantara mereka, namun ketika dia kelihatan menarik
pisau kecil, para tentara tersebut langsung mengarahkan senapan mereka pada
Cheng. Cheng mencoba untuk lari dengan melompati tembok di dekatnya, namun saat
dia melompati tembok tersebut dia tertembak.
0 komentar:
Post a Comment