TONG ZHONGYI
Tong
Zhongyi (1879-1963) dikenal juga sebagai Tong Liangchen adalah Master wushu
(wushu di sini berarti seni perang) keturunan Manchu.
Tong Zhongyi |
Nenek
moyangnya merupakan pemegang bendera di tentara Qing yang mengikuti keluarga
bangsawan Manchu dari Liaoning menuju ‘Han’ Cina dan kemudian tinggal di
Cangzhou. Kakek dari Tong Zhongyi yaitu Tong Mingkui merupakan pasukan garnisun
di garis depan Cina dan mempertaruhkan hidupnya untuk
mempertahankan Cina. Ayahnya Tong Enrui adalah ahli beladiri dan ahli dalam lasah tulang. Pada usia 6 tahun, Tong Zhongyi mulai diajarkan beladiri dan ilmu pengobatan yang yang telah diturunkan turun-temurun pada keluarganya. Termasuk diantara beladiri keluarganya adalah Shuai Jiao (Gulat Cina) dan Liu He Quan (Tinju 6 harmoni). Ketika dia sudah dewasa, dia menjadi seorang ahli beladiri yang ahli dalam shuai jiao dan menjentikan peluru (tan wan).
mempertahankan Cina. Ayahnya Tong Enrui adalah ahli beladiri dan ahli dalam lasah tulang. Pada usia 6 tahun, Tong Zhongyi mulai diajarkan beladiri dan ilmu pengobatan yang yang telah diturunkan turun-temurun pada keluarganya. Termasuk diantara beladiri keluarganya adalah Shuai Jiao (Gulat Cina) dan Liu He Quan (Tinju 6 harmoni). Ketika dia sudah dewasa, dia menjadi seorang ahli beladiri yang ahli dalam shuai jiao dan menjentikan peluru (tan wan).
Di
akhir-akhir masa Dinasti Qing (1902), Tong mengikuti kakaknya Tong Zhongcheng
untuk bekerja sebagai pengawal karavan di Perusahaan De Sheng di daerah
Fengtian (Shengyang sekarang). Pekerjaannya sebagai pengawal membuatnya berkeliling
Cina. Dalam perjalanannya dia bertemu banyak ahli beladiri lain di masanya. Di
masa inilah dirinya dan Wang Ziping memenangkan penghargaan sebagai ‘2 Pahlawan
dari Changzhou’. Setelah kejatuhan Dinasti Qing dan Revolusi Xinhai, Tong
menghabiskan waktunya di era Republik sebagai instruktur beladiri di berbagai
daerah milisi lokal seperti di Fengtian, Baoding, Anhui, dll.
Pada
tahun 1922, Tong tiba di Shanghai atas undangan Komunitas Penelitian Guo Yu
Wushu dan segera setelahnya mendirikan Akademi Guoshu Zhongyi yang mengajarkan
5 hal seperti shuai jiao, quanshu, angkat beban, panahan dan senjata. Pada
kompetisi ‘guo kao’ tahun 1928 di Nanjing, di berada pada divisi ‘luar
biasa’.
Saat
mendirikan ‘Akademi Zhongyi’, Tong menerapkan 3 aturan untuk yang menantangnya.
1.
Dia
tidak akan berkompetisi menggunakan pedang atau tombak
2.
Dia
tidak akan berkompetisi menggunakan tongkat dan toya
3.
Dia
tidak akan berkompetisi menggunakan pukulan dan tendangan
Dia
menjelaskan bahwa penantang hanya boleh menantangnya dalam 4 kompetisi yaitu:
1.
Menggetarkan
galah: siapapun yang menggetarkan galah paling banyak dialah pemenangnya
2.
Menarik
busur: siapapun yang bisa menarik secara penuh busur seberat 50 kg paling
banyak dialah pemenangnya
3.
Menjentikan
peluru: siapa yang bisa mengenai gong perunggu yang digantungkan di atas pohon
dari jarak 30 meter paling cepat dengan menggunakan 30 peluru maka dialah
pemenangnya
4.
Shuai
Jiao: siapapun yang bisa mengalahkannya 2 dari 3 pertandingan dianggap pemenang
Dari keempat kontes tersebut, tidak
ada seorangpun yang mampu mengalahkannya.
Tong memiliki metode khusus dalam
mengajarkan Shuai Jiao. Pertama kali hal yang dia ajarkan adalah kekuatan tekad
dan daya tahan tubuh ditambah dengan latihan khusus tangan dan kaki. Sebagai
contoh, dia akan melatih muridnya teknik shuai jiao ‘kait dan sisir tunggal’ (dan
gou gua) dan ‘kait dan sisir ganda’ (shuang gou gua) dalam keadaan
kuda-kuda mabu supaya bisa melatih tangan dan kaki secara bersamaan.
Setiap sesi latihan dalam keadaan mabu tersebut, akan berakhir setelah
setengah jam.
Selain teknik-teknik tersebut, dia
juga melatih murid-muridnya dalam teknik-teknik shuai jiao yang umum seperti
melangkah dalam posisi rendah sembari melakukan tendangan kanan dan tendangan
kiri, menggetarkan sepotong kulit, ‘memeras’tongkat besar dan tongkat kecil (bangzi)
dan ‘melompat dan meledak’ (tiao bengzi). Ada juga metode latihan lain
seperti membawa ember, memindahkan guci air dan metode latihan lainnya.
Walaupun kelihatannya metode latihannya tidak terlihat cerdas, namun metode
tersebut sangat efektif.
Tong saat mengajarkan teknik Shuai Jiao kepada muridnya |
Ada cerita yang menunjukkan
kemampuannya pada shuai jiao:
Tidak lama setelah dia mendirikan
‘Akademi Beladiri Zhongyi’, suatu hari beberapa anak muda masuk ke area akademi
dan mengatakan kalau mereka ingin menjadi murid dari Tong Zhongyi. Tetapi dari
gelagat mereka bisa dipastikan kalau mereka datang ke sana untuk menantang Tong.
Pemimpin mereka adalah seorang yang sudah terkenal bernama Zha Ruilong yang
tidak hanya ahli dalam beladiri tapi juga sangat kuat. Dia mampu mengangkat
barbel batu seberat lebih dari 50 kg di atas kepalanya seolah itu adalah sebuah
mainan. Tong menyadari niat mereka sesungguhnya, kemudian menyetujui adanya
pertandingan gulat. Teman dari Zha Ruilong satu persatu melawan Tong, namun
mereka dikalahkan satu persatu. Akhirnya tibalah giliran Zha untuk bergulat
melawan Tong. Sebelum pertandingan dimulai, Tong bertanya pada Zha apakah dia
memiliki sapu tangan. Zha, bingung dengan pertanyaan Tong mengeluarkan sapu
tangan dan memberikannya pada Tong.
Tong kemudian mengikatkan saputangan
tersebut pada matanya dan mengatakan,”Sebelum menjadi murid dari seorang guru,
tentu saja hal yang lumrah kalau murid tersebut ingin melihat kemampuan guru
tersebut. Aku akan bergulat dengan anak muda ini dengan mata tertutup. Aku
akan katakan aku melemparnya ke arah pintu depan. Jika dia justru terlempar ke
tempat lain selain pintu depan saat aku mengatakannya, maka akan terhitung
sebagai kekalahanku.” Kemudian keduanya mulai bergulat. Tiba-tiba, Tong
mengeluarkan jurus ‘gai ba wo’ dan mengatakan pada Zha Ruilong “Zha
Ruilong, terlemparlah ke pintu depan!”. Dan dengan meyakinkan, Zha terlempar ke
pintu depan.
Pada ronde ke-2, Tong
mengatakan,”Kali ini, aku akan melemparkanmu ke pintu belakang.” Beberapa saat
kemudian, Zha dikejutkan dengan teknik ‘lemparan kaitan kaki’ (tiao gouzi)
- penonton kemudian melihat kalau Zha terlempar ke arah belakan Tong dan
mendarat tepat di depan pintu belakang. Tong kemudian membantu Zha bangun untuk
memulai ronde ketiga. Namun Zha sudah sangat yakin dengan kemampuan Tong
Zhongyi dan memintanya untuk menjadi gurunya.
Tong meninggal pada tahun 1963 di
usia 84 tahun di Shanghai. Dia berhasil mendidik banyak juara-juara gulat dan
mengarang beberapa buku dan menyebarluaskannya. Buku-buku tersebut antara lain
pada bidang Wushu, Qin Na, Shuai Jiao dan subjek lainnya.
0 komentar:
Post a Comment