LEGENDA KUNGFU: YANG BANHOU

Posted by



TAIJI YANG BANHOU

DI YONGNIAN

(bagian 1)
 
Yang Banhou
Para penggemar Taichi, tentun tidak asing lagi dengan peran keluarga Yang (Yang Luchan, Yang Banhou, Yang Jianquan, Yang Chengfu) dalam penyebaran Taichi ke seluruh dunia. Kebanyakan mayoritas praktisi Taichi seluruh dunia memiliki jalur kesanadan yang berasal dari Yang Chengfu yang merupakan cucu dari Yang Luchan. Namun hanya sedikit yang mengetahui di kampung halaman asalnya (Kota Guangfu, Wilayah Yongnian di Provinsi Hebei), tersisa sekelompok orang yang masih berlatih sesuai dengan metode yang diajarkan oleh pamannya Yang Chengfu yang terkenal akan temperamennya yang buruk, Yang Banhou.

Artikel di bawah ini merupakan terjemahan dari situs resminya dengan beberapa editan: http://www.yangbanhou.com/newsinfo.asp?id=56.
“Sistem pengajaran yang diturunkan oleh Yang Banhou di kampung halamannya terdiri atas: bingkai besar (da jia), bingkai kecil (xiao jia), bingkai cepat, ti tui ja, pao chui, liaokua baguazhang, 32 duan da (pukulan pendek), sanshou, tuisho, dalu, taiji zhanzhuang, bola taiji, taiji neigong, dan persenjataan seperti golok, pedang, tombak, dll. Yang Banhou menurunkan kemampuannya tanpa segan-segan kepada para penduduk lokal. Murid Yang Banhou di kampung halamannya terdiri atas Chen Xiufeng, Zhang Xinyi, Ji Laofu, Li Wancheng dan murid-murid lainnya. Master-master Taichi Yang Banhou di era kontemporer seperti Lin Jinsheng dan Jia Zhixiang keduanya adalah murid Li Wancheng.
Chen Xiufeng dan Zhang Xinyi merupakan 2 murid awal Yang Banhou. Keduanya sudah menjadi tudi (murid sesungguhnya) bahkan sebelum Yang Banhou pergi mengajar ke Beijing. Menurut anak laki-laki dari Zhang Xinyi yaitu Zhang Huan, Zhang Xinyi saat itu bekerja di yamen (kombinasi dari gedung pengadilan, kantor polisi dan kantor desa) dan merupakan salah satu murid Yang banhou yang paling kompeten (zhenchuan). Setelah Banhou menjadi terkenal di Beijing, dia dijadikan houye (semacam adipati). Di Beijing salah seorang pangeran bertanya pada Banhou perihal apakah dia memiliki seorang murid yang kompeten. Banhou kemudian menyebutkan bahwa dia memiliki murid yang benar-benar kompeten bernama Zhang Xinyi yang memiliki gongfu yang bagus. Beberapa kali Zhang kemudian dikirimi surat yang isinya meminta Zhang untuk mengajar di Beijing. Namun karena ditakutkan terjadi perselisihan dan persaingan tidak sehat di Beijing dengan praktisi beladiri lainnya, Zhang menolak berulang kali. Banhou kemudian pulang ke kota asalnya di Guangfu untuk bertemu dengan Zhang. Zhang sebagai murid yang baik kemudian mengadakan jamuan besar demi menyambut kedatangannya tersebut. Di acara jamuan tersebut, Banhou menceritakan kepada Zhang mengenai kemenangannya atas Liu’ wilayah Xiong (Kepala Master Beladiri di Kediaman Pangeran Gong), dia kemudian mencoba mempraktek an kembali teknik yang dia gunakan saat mengalahkannya. Saat dia melakukan peragaan teknik tersebut, secara tidak sengaja Banhou memukul perut Zhang yang membuatnya mengalami diare kronis dan akhirnya meninggal setelah 3 bulan kemudian. Kecelakaan tersebut, disandingkan dengan peristiwa kecelakaan terbunuhnya anak perempuan Banhou saat melakukan sparring dengan ayahnya, membuat bahkan Chu Xiufeng terlalu takut untuk melakukan tuisho dengan gurunya tersebut. Sampai-sampai kalau dia ingin berkunjung ke kediaman Li Yiyu (dari Taichi aliran wu/hao) dia lebih memilih untuk memasuki Guangfu dari gerbang barat daripada dari gerbang selatan, untuk menghindari berpapasan dengan gurunya tersebut!
Ji Laofu dan Li Wancheng menjadi tudi pada umur yang relatif masih muda dan selalu mengikuti Banhou kemanapun pasca kematian Zhang Xinyi. Banhou sangat menyayangi mereka berdua dan mengajarkan mereka dengan penuh kesabaran. Utamanya Banhou sangat menyayangi Li Wancheng karena Li sendiri merupakan anggota keluarga Yang. Dan sebagai akibatnya, Li menerima latihan secara komprehensip. Ayah dari pengarang (Jia Anshu) mengenal Ji Laofu, dan jurus-jurusnya sangat mirip dengan jurus-jurus Li Wancheng.
Li Wancheng atau Li Laowan menguasai taichi yang diturunkan Banhou kepadanya dengan sangat baik. Setelah keluarga Yang meninggalkan Guangfu Li dianggap sebagai master dengan tingkatan tertinggi di Yongnian. Menurut ayahku Jia Zhixiang, Li Wancheng bertetangga dengan Yang Banhou. Ayahnya meninggal saat dia masih kecil sehingga keluarganya jatuh miskin. Ibunya kemudian menjadi pelayan di kediaman keluarga Yang melakukan segala pekerjaan rumah. Li Wancheng muda biasa membawakan senapan dan kurung kalau Yang Banhou melakukan perjalanan untuk berburu bebek. Banhou memiliki anak laki-laki (Yang Zhaopeng) tergolong agak terlambat sehingga dia menganggap Li Wancheng sebagai anaknya sendiri, mengajarkannya gongfu setiap saat. Dengan lingkungan yang kondusif dan suasana yang baik untuk diajari, Li menguasai Taiji yang diajari Banhou relatif cepat. Jika teman-teman Yang Banhou datang ke Guangfu untuk melakukan sparring persahabatan atau penjahat melakukan masalah di Guangfu, Li Wenchang lah yang akan bertanding pertama kali atas nama gurunya.
(bersambung)


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 20:29

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.