SEJARAH DAN KISAH KEHEBATAN XINYILIUHEQUAN

Posted by



XINYILIUHEQUAN


Dulu saya pernah menceritakan tentang KUNGFU xinyiliuhequan secara singkat melalui pendekatan berdasarkan konsep jenis beladiri tersebut. Sekarang, saya akan mengisahkan tentang xinyiliuhequan berdasarkan cerita yang populer dalam beladiri tersebut. Penjelasan mengenai xinyiliuhequan ini, saya ambil dari http://www.chinafrominside.com
 
Xinyi Liuhe Quan

Xinyiliuhequan (secara harfiah berarti Tinju Pikiran, niat dan 6 keselarasan) adalah beladiri kungfu yang dikembangkan di Provinsi Henan diantara orang-orang berkebangsaan Hui (muslim Cina). Kungfu ini dianggap sebagai salah satu beladiri terkuat dan paling fighting oriented diantara jenis kungfu Cina lainnya. Beladiri ini sudah sejak lama terkenal keefektifannya dalam pertarungan. Walaupun begitu, hanya sedikit yang benar-benar tahu metode latihan xinyiliuhequan yang asli. Xinyiliuhequan bersama dengan Cha Quan dan Qishiquan (Tinju Tujuh Postur) telah dianggap sebagai Jiao Men Quan (Tinju Relijius, relijius di sini mengacu pada muslim), maksudnya kungfu ini berfungsi untuk melindungi para penganut Islam di Cina. 


Selama lebih dari 2 abad, beladiri kungfu tersebut telah dijaga kerahasiaannya dan diwariskan hanya pada beberapa praktisi muslim saja. Baru di awal-awal abad ke-20 lah penduduk asli Cina (Han) mulai mempelajari kungfu aliran ini. Walaupun begitu, hingga sekarang praktisi yang paling ahli dalam Kungfu xinyiliuhequan bisa ditemukan di dalam Komunitas Hui Cina. 

Dikarenakan umumnya baik itu xingyi ataupun xinyi dibagi atas cabang aliran Hebei, Shanxi, dan Henan, aliran kungfu ini juga disebut Xingyi/Xinyi Henan. Di barat, kungfu ini biasa disebut dengan Xingyi 10 Hewan

Sejarah awal dari kungfu ini tidaklah terlalu jelas. Menurut ‘Kata Pengantar dari Tinju Enam Keselarasan” (Liuhequan Xu) yang ditulis pada tahun 1750, kungfu ini diciptakan oleh Jenderal Yue Fei yang “sejak kecil belajar dari seorang ahli yang memiliki pengetahuan mendalam sehingga sangat terampil dalam permainan tombak”; (berdasarkan hal ini) dia menciptakan metode beladiri untuk diajarkan kepada para perwiranya dan menyebutnya ‘Tinju Niat” (Yi Quan); (Beladiri tersebut) sangat luar biasa, tidak seperti beladiri yang pernah ada sebelumnya. Setelah King (atau Yue Fei) (meninggal), selama era Dinasti Jin, Yuan dan Ming, kungfu tersebut jarang terlihat. 

Ji Longfeng

Master Ji alias Ji Jike alias Ji Longfeng hidup selama akhir era Dinasti Ming dan awal era Dinasti Qing. Dia berasal dari Desa Zhudong (sekarang Desa Zun di provinsi Shanxi), dan kemudian di pergi ke Gunung Zhongnan untuk mengunjungi seorang guru yang memiliki pengetahuan mendalam. Di sana di menerima kitab kungfu “King Wumu”.

Menurut “Tarikh Keluarga Ji” (Ji Shi Jiapu), Kemampuan tombak Ji sangat luar biasa dan dia dikenal dengan sebutan “Tombak Langit” (Shen Qiang). Ji menciptakan ilmu kungfu
Patung Ji Longfeng di kampung halamannya di Desa Zun, Provinsi Shanxi







menggunakan prinsip penggunaan tombak dan mengajarkannya di Henan.
Kedua teks mengenai Jenderal Yue Fei dan Ji Longfeng di atas, menceritakan kalau kungfu ini diciptakan dengan basis penggunaan tombak walaupun kedua kisah tersebut mengatributkan beladiri ini pada 2 tokoh yang berbeda.

Baru-baru ini, salah satu majalah kungfu Cina mempublikasikan artikel mengenai penemuan cabang baru dari xinyiquan yang mana xinyi tersebut tidak memiliki hubungan baik itu dengan aliran Dai ataupun aliran muslim. Beladiri tersebut hanya dipraktikkan di komunitas kecil di sebuah desa terpencil di Henan. Banyak fakta sepertinya mendukung berbagai “thesis” yang mengatakan kalau aliran beladiri tersebut adalah kungfu “yang masih hidup” dari tinju Yue Fei dari sebelum era ji Long Feng. Sebagai contoh, dalam aliran kungfu tersebut memiliki aturan yang salah satunya melarang ilmu tinju tersebut untuk diajarkan kepada yang memiliki nama Qin. Hal ini mungkin dikarenakan Yue Fei dikhianati (yang menyebabkan dia dihukum mati) oleh Qin Hui, Menteri dari Dewan Pengadilan Kerajaan Song. Kungfu tersebut memiliki beberapa kesamaan dengan aliran xinyi lainnya, namun pergerakannya lebih simpel dan sederhana. Metodologi pelatihan neigong (tenaga dalam) pada dasarnya tidak ada dan beladiri ini lebih menekankan pada kepraktisannya dalam pertarungan di dunia nyata.

Muslim pertama yang belajar xinyiliuhequan dan mengajarkannya kepada murid-muridnya adalah Ma Xueli (sekitar 1714-1790) dari Luoyang, Provinsi Henan.

Hubungan antara Ma Xueli dan Ji Longfeng tidak terlalu jelas, bahkan orang-orang dari klan Ma pun tidak ada yang mengetahui nama gurunya. Menurut keluarga Ma, ahli kungfu pengembara dengan nama yang tidak diketahui menghabiskan beberapa tahun di Desa Beiyao Luoyang dan dia dianggap sebagai guru dari Ma Xueli. Dikatakan kalau guru dari Ma tersebut dikarenakan beberapa alasan (mungkin salah satunya karena keterlibatannya dalam gerakan anti-Qing) menginginkan kalau namanya dirahasiakan. 

Di sisi lain, praktisi muslim xinyiliuhequan dari aliran Lushan yang tidak ada hubungannya dengan aliran Luoyang justru tahu tentang Ji Longfeng dan menganggapnya sebagai guru dari Ma Xueli. Hal ini mungkin dikarenakan pertukaran antara salah satu praktisi xinyiliuhequan yaitu Mai Zhuangtu dengan salah satu anggota dari keluarga Dai. 
Li Zhensi memperagakan jurus kuda (Ma Xing, salah satu dari 10 hewan dalam xinyiliuhequan)
















































Kisah yang populer menceritakan kalau Ma Xueli mendengar tentang kehebatan Ji Longfeng. Kemudian dia pergi ke tempat di mana Ji Longfeng tinggal di Provinsi Shanxi untuk mempelajari xinyiquan. Walaupun begitu, Ji tidak mengajarkan beladiri secara terbuka sehingga Ma pura-pura menjadi orang tuli dan bodoh. Dia kemudian dipekerjakan sebagai pelayan di rumah Ji. Dengan cara tersebut, Ma bisa mengamati Ji saat latihan xinyiquan dan hanya dalam waktu kurang lebih 3 tahun Ma tidak hanya belajar banyak teknik dan kemampuan tapi dia justru menjadi sangat ahli. Setelah 3 tahun, Ma bermaksud untuk meninggalkan rumah Ji Longfeng dan menceritakan kepada gurunya tersebut tentang segala hal yang sesungguhnya terjadi. Ji kemudian meminta Ma untuk mendemonstrasikan apa yang telah dia pelajari dan menyadari kalau Ma sangat berbakat. Tergerak akan kesungguhannya, Ji menerima Ma Xueli sebagai murid dan dan mengajarkannya semua materi xinyiquan secara kumplit. 

Penelitian lebih jauh dalam sejarah dan teknik-teknik pada kungfu xinyiliuhequan menunjukkan bahwa aliran xinyiliuhequan merupakan gabungan dari 2 jenis kungfu yaitu Liuhequan aliran muslim (berbeda dengan shaolin liuhequan) dan Xinyiquan (Tinju niat dan pikiran) yang diperkirakan berasal dari Ji Longfeng. Xinyiliuhequan yang dipraktikkan saat ini terdiri atas 2 bagian utama, teknik tinju (disebut “10 Tinju Masyhur”/ Shi Da Ming Quan yang berasal dari teknik-teknik liuhequan tua) dan pergerakan meniru gerakan hewan (“10 bentuk besar”) yang berasal dari xinyiquan.

Ma Xueli hanya mengajarkan ilmunya pada sedikit murid. Yang dikenal secara umum hanya 3 orang yaitu: Ma Xing, Ma Sanyuan dan Zhang Zhicheng.

Saat ini, cabang dari Henan Xinyiliuhequan yang paling penting adalah:
1.    Aliran Luoyang yang didirikan ole Ma Xing
2.   Aliran Lushan yang berasal dari Zhang Zhiceng; airan ini kemudian dikembangkan oleh Mai Zhuangtu sehingga kadang disebut sebagai aliran Mai

Ma Xing merupakan keponakan dari Ma Xueli. Dia mempelajari xinyiliuhequan dan kemudian mengorganisir set-set asli dari gerakan tunggal xinyiliuhequan sehingga jurus-jurusnya menjadi lebih sedikit namun menjadi agak lebih rumit dari sebelumnya. Aliran Ma Xing secara rahasia mengajarkan xinyiliuhequan pada beberapa keluarganya dari keluarga Ma dan komunitas muslim Luoyang. hingga akhirnya, aliran ini baru bisa ditemukan pada tahun 80-an. Aliran ini dikenal sebaga “Xinyiliuhequan cabang Luoyang” yang pada dasarnya merupakan beladiri yang tidak terlalu dikenal. Ma Xing kemudian mewariskan ilmu yang dia miliki kepada anaknya Ma Meihu (1805-1928). Anaknya tersebut hidup hingga berusia 119 tahun. Muridnya Liu Wanyi awalnya belajar pada Ma Xing namun kemudian dia melanjutkan studi beladirinya di bawah bimbingan sepupunya Ma Meihu.   

Suatu hari, Liu Wanyi diundang untuk mengajar di Nanyang. Tidak lama setelah dia tiba di sana, dia ditantang oleh ahli kungfu lokal bernama Li Hu, Liu mempersilahkan Li untuk menyerang terlebih dahulu dan Li kemudian menyerang Liu dengan kedua tinjunya mengarah pada kedua telinga dari Liu. Liu kemudian memblok serangan tersebut dan dengan cepat mencengkeram sabuk dari Li dengan satu tangan dan menariknya di saat yang bersamaan, membuat kepala Li terbentur dan mematahkan tulang belakangnya.

Murid terbaik dari Liu Wanyi adalah Ma Mengle (Ma Mengluo) yang banyak mengajarkan beladirinya pada penduduk Luoyang, baik itu yang muslim ataupun yang Han (penduduk Cina asli). 
 
Salah satu bentuk latihan xinyiliuhequan menggunakan media pohon
Kemampuan Ma Sanyuan (salah satu murid Ma Xueli yang disebutkan sebelumnya) dikatakan sangat hebat. Walaupun begitu, Ma memiliki temperamen yang buruk dan banyak membunuh lawannya di pertarungan. Di kemudian hari, dia mengalami sakit mental dan kemudian bunuh diri. Ma Sanyuan menyusun jurus terkenal Siba (4 cengkeraman) menjadi 36 gerakan yang mengandung seluruh esensi dari jurus tinju dan jurus hewan xinyiliuhequan. Walaupun pada umumnya Ma Sanyuan dianggap tidak memiliki penerus, namun masih banyak praktisi kungfu yang mewarisi teknik-teknik dan metode pelatihannya. Mereka berada di desa terpencil di daerah tengah pedalaman Henan. 

Aliran xinyiliuhequan yang paling tumbuh subur diantara aliran xinyiliuhequan lain berasal dari salah satu murid Ma Xueli, Zhang Zhiceng. Zhang berasal dari Nanyang Provinsi Henan dan mengajarkan beladirinya hanya pada sedikit orang. Hanya keponakannya Li Zheng dari wilayah Lushan yang diwariskan seluruh kemampuannya tersebut. 

Ada banyak cerita yang sangat populer mengenai kemampuan Li Zheng. Salah satu kisah mengatakan kalau Li mengawal karavan (kafilah) sembari melatih Ji Xing Bu (langkah ayam). Awalnya, dia mengejar karavan tersebut hingga dia berhasil menyusulnya. Kemudian dia berjalan ke arah yang berlawanan untuk sementara kemudian mengejar karavan lagi. Dengan latihannya tersebut, kakinya menjadi sangat kuat, lincah, dan mampu menghindari berbagai serangan. Kemampuannya tersebut sangat luar biasa, sehingga di masa tuanya dia mampu mendorong orang yang menantangnya jauh sementara salah satu tangannya memegang semangkuk penuh air tanpa menjatuhkan air tersebut setetespun. 

Walaupun Li Zheng jugalah orang yang disebutkan sebagai orang yang mengajarkan Dai Longbang dan anaknya kungfu xinyiliuhequan (hal ini terjadi ketika Dai membuka penginapan di Shijiadian di Henan), sebenarnya masih kurang jelas apakah Li Zheng sendiri yang mengajarkannya pada Dai Longbang, atau justru seseorang dengan nama yang sama. 

Murid Li Zheng yang paling terkenal adalah Zhang Ju dari Lushan, Provinsi Henan. 

Menurut salah satu cerita, Zhang Ju memiliki sebuah rumah makan muslim di Lushan. Kapanpun Li Zheng melewati rumah makannya tersebut, Zhang selalu mengundangnya ke dalam. Zhang memperlakukan Li dengan penuh hormat dan setelah 10 tahun, Li mendatangi rumah makannya dan mengatakan, ”Saya mengetahui ilmu kungfu neijia (tenaga dalam) tingkat tinggi dan memutuskannya untuk mengajarkannya pada anda karena anda adalah orang yang berkepribadian tulus dengan ahlak (moralitas) yang tinggi. Anda harus berlatih dengan keras, dan di masa depan pilihlah seorang dua orang untuk anda ajarkan. Jika dalam pandangan anda tidak ada seorangpun yang pantas untuk diajari ilmu ini, maka rahasiakanlah ilmu ini dan jangan anda ajarkan pada siapapun.” Kemudian, Zhang Ju memperoleh level yang sangat tinggi dalam kungfu xinyiliuhequan.

Zhang memiliki 2 orang murid. Zhang Gen (anaknya) dan Mai Zhuangtu (keponakannya).
Zhang Gen belajar xinyiliuhequan sejak dia masih kecil. Pada usia 15 tahun, dia sudah menjadi sangat ahli. Dia dijuluki “tungku pembakar sampah” dikarenakan dia terbiasa bertarung melawan bandit-bandit dan kriminal yang ahli beladiri dan membunuh mereka atau membuat mereka pincang sehingga mereka tidak bisa bertarung lagi (kemampuan ini dinamakan “mengambil ilmu kembali” dan merupakan hal yang lumrah di komunitas beladiri saat itu. Hal ini dilakukan kepada murid yang tidak mengikuti aturan Wude/kebajikan beladiri dan justru malah menjadi bandit dan penjahat).
Ilustrasi pertarungan Mai Zhuangtu dan Yuan Fengyi dalam komik kenji

Ada kisah yang menceritakan mengenai kehebatan Zhang Gen. Suatu hari, saudara seperguruan Zhang Ju (ayahnya Zhang Gen) datang untuk mengunjunginya. Dia kemudian duduk di atas kursi kayu dan menanyakan tentang kemampuan Zhang Gen dengan intonasi dan nada bicara yang tidak menyenangkan. Zhang Gen kemudian meminta paman seperguruannya tersebut untuk memperhatikannya. Namun sebelum paman seperguruannya tersebut bisa bereaksi, Zhang Gen menggunakan teknik beruang Dan Ba (cengkeraman tunggal, salah satu teknik telapak tangan terkenal dalam xinyiliuhequan). Paman seperguruannya tersebut pingsan dan baru sadar setengah hari kemudian. 

Zhang Gen mengajar beladiri di banyak desa di sekitar kampung halamannya sehingga kadang dia pulang larut malam. Suatu hari di hutan, dia merasa kalau ada bayangan orang di kegelapan dan memutuskan untuk menyerangnya. (hal ini mungkin dikarenakan dia menyangka kalau dirinya merasa diikuti) Zhang Gen memutuskan untuk menyerang menggunakan teknik Yao Zi Ru Lin atau “Burung Zhan Terbang Menuju Hutan”. Ternyata apa yang dia kira orang sesungguhnya adalah dahan pohon yang tebal dan Zhang meninggal akibat tertusuk dahan kayu tersebut. 



Murid terkenal lain dari Zhang Ju yang terkenal adalah Mai Zhuangtu yang hingga saat ini merupakan master yang dihormati dalam kesanadan xinyiliuhequan aliran Lushan. 

Mai Zhuangtu (1829-1892) adalah penduduk asli Lushan di Provinsi Henan. Mai merupakan pebisnis perdagangan kulit dan selalu melakukan perjalanan di sepanjang Provinsi Henan dan di dekat perbatasannya demi perdagangannya tersebut. Dialah yang bertanggung jawab menyebarkan xinyiliuhequan di Zhoukou, Henan. Saat ini , Zhoukou menjadi pusat penyebaran xinyiliuhequan abad ini. Baru-baru ini, di Shanxi dan Hebei ditemukan xinyiliuhequan yang apabila ditelusuri maka kita akan mendapati kalau Mai pernah mengajar kungfu tersebut selama dia mengunjungi wilayah Qi di Provinsi Shanxi yang merupakan kampung halaman dari keluarga Dai. Di tempat inilah kemungkinan besar Mai mendengarkan mengenai Ji Longfeng sebagai pencipta Kungfu xinyi. Juga terdapat beberapa cerita mengenai kunjungan ahli xingyi asal Taigu yang mengunjungi kampung halaman Mai Lushan yang tercatat dalam semacam tugu peringatan di Jembatan Harimau Hitam di Lushan. Secara teknis, xinyiliuhequan yang diajarkan Mai Zhuangtu memiliki banyak kesamaan dengan xinyiquan-nya keluarga Dai. 

Secara umum, berikut adalah kontribusi-kontribusi Mai Zhuangtu dalam beladiri xinyiliuhequan:

·         Menyederhanakan 36 gerakan Siba menjadi 4 gerakan yang kesemuanya merupakan gerakan dan metode latihan yang paling esensial dalam xinyiliuhequan cabang Lushan
·         Dengan pertukarannya dengan praktisi Dai Xinyi, Mai mungkin menambahkan beberapa metode pelatihan dai xinyi ke dalam sistem beladiri muslim tersebut (walaupun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih jauh)
·         Menyebarkan xinyiliuhequan ke seluruh Provinsi Henan, Shanxi dan Shaanxi. Membuat Zhoukuo di provinsi Henan sebagai pusat penyebaran xinyiliuhequan aliran Lushan

Kemampuan Mai dalam xinyiliuhequan benar-benar sangat legendaris. Suatu saat, Mai Zhuangtu duduk bersama saudara sepupunya yang juga ahli dalam xinyiliuhequan (terkenal akan teknik danba-nya) sembari mendiskusikan kungfu. Saat mendiskusikan hal tersebut, sepupunya sangat marah dikarenakan berisiknya burung pipit yang terrdapat di pohon tersebut dan ingin mematahkannya (pohon). Mai menghentikannya dan sementara tangannya mengangkat tirai bambu, dia menangkap burung pipit tersebut dalam keadaan hidup dengan tangannya yang lain. Di saat yang lain, di wilayah Wuyang dia diminta oleh Imam setempat Ding Zhaoxiang mendemonstrasikan “Metode Melekatkan Diri pada Kupu-Kupu”. Dia kemudian menutupi kupu-kupu yang sedang terbang dengan tangannya sehingga kupu-kupu yang sedang terbang tersebut tidak bisa lolos dari bawah tangannya.
Mai terkenal akan kemampuannya memukul lawan hingga lawannya tersebut terlempar ke udara dan menangkapnya supaya lawannya tersebut tidak terluka akibat momentum saat jatuh ke bawah. 

Mai Zhuangtu memiliki banyak murid, yang terkenal diantaranya; Mai Xueli (anaknya), Ding Zhaoxiang yang berasal dari wilayah Wuyang, An Daqing Chang’an (sekarang Xi’an, baik itu Ding Zhaoxiang dan An Daqing adalah ulama), Yuan Fengyi (Zhoukou) dan Yuan Changqing (Zhoukou). 

Murid dari An Daqing, Bao Ding (Bao Xianting, 1865-1942) menulis buku pertama tentang xinyiliuhequan berjudul “Manual Tinju Xingyi” pada tahun 1931 yang diterbitkan secara umum. Bukunya yang lain yang berjudul “Ilustrasi Penjelasan Metode Internal dalam 13 Bagian” diterbitkan pada tahun 1927. 

Yuan Chanqing mewariskan ilmunya kepada Mai Jinkui yang berasal dari Zhoukou. Mai kemudian pindah ke Wuhan di Provinsi Hebei. Mai dikatakan banyak bertarung demi mempertahankan hidupnya di Hankou. Dalam pertarungan tersebut dia biasanya menggunakan senjata favoritnya tongkat berat yang memiliki sekat di tengahnya sehingga mampu diayunkan (seperti nunchaku, namun bagian tengahnya tidak memiliki tali yang panjang). Dengan menggunakan senjatanya tersebut, dia banyak mengalahkan gang-gang lokal dan karena reputasinya tersebut, dia menjadi kepala pekerja di pelabuhan Hankou.
Yuan Fengyi memiliki 4 murid terkenal yaitu Shang Xueli, Yang Dianqing, Lu Songgao (mereka bertiga disebut “Tiga Pahlawan dari Zhoukou”) dan Song Guobin
 
Lu Songgao
Shang Xueli awalnya mempelajari Tinju Chazi (tinju yang menekankan pada pengerasan anggota tubuh) dari Yuan Fengyi dan menjadi muridnya. Kemudian, ketika Yuan Fengyi dikalahkan oleh Mai Zhuangtu dan menjadi muridnya, Shang Xueli mulai mempelajari xinyiliuhequan baik itu dari Mai Zhuangtu ataupun dari gurunya Yuan Fengyi. Shang adalah murid terbaik Yuan Fengyi dan dia berhasil memenangkan kompetisi leitai (tarung bebas) di Kaifeng dimana dia menggunakan kombinasi “Kekuatan Punggung” (Bei Jin) dan serangan lutut (Ti Xi) mengalahkan ahli kungfu shaolin Zhang Qilin (yang meninggal beberapa hari kemudian akibat luka dalam). 

Lu Song’gao (?-1962) adalah orang pertama yang mempopulerkan beladiri ini dan mengajarkannya kepada orang-orang di luar islam. Lu membunuh orang dalam pertarungannya di Houkou sehingga dia harus meninggalkan kampung halamannya tersebut. Dia pertama pergi ke Wuhan dimana dia bertemu dengan keluarga Tie (anak angkat perempuan Mai Zhuangtu menikah dengan Tie Bing). Kemudian di Provinsi Anhui, dia tinggal beberapa saat dengan saudara seperguruannya Song Guobin. Akhirnya, Lu pindah kembali dan akhirnya menetap di Shanghai dimana di sana dia mengalahkan banyak ahli kungfu terkenal. Kemudian dengan berdatangannya ahli xinyiliuhequan ke kota tersebut, Shanghai menjadi pusat baru dari kungfu xinyiliuhequan.     



FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 02:36

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.