ZHANG ZHAODONG
(1859-1940)
Catatan: biografi ini saya ambil dari www.jiangschool.com yang mana situs tersebut juga
mengambilnya dari Pa Kua Zhang Jurnal Vol.3 No.6 Sept/Okt 1993 (dengan beberapa
pengeditan supaya mudah dimengerti dan dinikmati)
Zhang Zhao Dong juga dikenal sebagai Zhang
Zhankui dilahirkan di Provinsi Hebei, Wilayah He Chien di Desa Ho Hung Yang
(beberapa sumber mengatakan kalau nama desanya adalah Chung Yuen). Beliau
merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, beliau dilahirkan pada tahun 1859. Ayahnya
adalah seorang petani yang miskin dan keluarganya sering ditindas (dibuli)
otoritas setempat. Ketika Zhang sudah dewasa dan menjadi ahli KUNGFU yang hebat, beliau
bersikap sangat keras terhadap orang-orang yang sering melakukan buli
(penindasan) dikarenakan apa yang terjadi pada keluarganya saat beliau
masih
muda. Seorang penulis biografi menulis, ”Zhang Zhankui orangnya tinggi dan
besar, beliau memiliki sifat pemarah namun juga pemberani. Beliau dengan tegas
menentang orang yang berperilaku kasar terhadap orang lain dan mengganggu
ketertiban umum.”
Zhang hanya bersekolah hingga pendidikan
sekelas SD dikarenakan beliau harus berhenti sekolah untuk membantu ayahnya
menggarap ladang. Di waktu luangnya, beliau sering berlatih KUNGFU,
berlatih dengan guru beladiri di desanya. KUNGFU pertama yang beliau
pelajari adalah Mi Tsung Chuan (alias Mizongquan alias Mizongyi, KUNGFU
yang dikenal dikuasai Huo Yuan Jia). KUNGFU ini sangat terkenal di
bagian utara Cina. Beliau melatihnya hingga kemampuannya meningkat tajam. Di
kemudian hari, beliau akan belajar hsing-i (xingyiquan) dari Liu Chi Lan (Liu
Qilan).
Liu Chilan belajar hsing-i pada Li Neng Jan (Li
Luoneng) hingga mencapai level yang sangat tinggi dalam xingyiquan dan
mengajari Zhang segala yang beliau tahu.
Zhang zhaodong bertemu dengan Liu Chilan saat beliau masih
remaja. Zhang bersama sekelompok teman KUNGFUnya telah mendengar
mengenai kehebatan ahli Hsing-i bernama Liu Chilan dan ingin bertemu dengannya.
Kelompok tersebut pergi bersama untuk bertemu Liu dan mengutarakan maksud
mereka untuk bisa mempelajari KUNGFU darinya. Selain Zhang zhaodong , Li Ts’un I (Li Cunyi) juga
berada di antara kelompok tersebut. Kebanyakan kelompok para praktisi tersebut berusia
sekitar 20 tahunan. Zhang merupakan yang paling muda, sehingga beliau dikenal
sebagai “saudara muda”. Liu setuju untuk
mengajar mereka, dan sejak saat itu mereka secara berkala bersama berangkat ke
kediamannya Liu Chilan untuk berlatih KUNGFU.
Zhang zhaodong merupakan
murid yang memiliki pergerakan yang sangat lincah dan terkoordinasi dengan
baik. Ketika Liu Chilan memperlihatkan kepadanya sesuatu, beliau akan
mempelajarinya dengan tepat. Dikatakan bahwa Zhang merupakan salah satu murid
“di dalam pintu”nya Liu Chilan yang benar-benar menguasai esensi dari xingyinya
Liu Chilan.
Zhang mempelajari pertarungan tangan kosong hingga beliau menguasainya, setelahnya
beliau mempelajari jurus-jurus senjata di dalam Hsing-I. Levelnya telah
mencapai tingkatan
dimana pergerakannya merupakan hasil dari tekadnya, tekadnya
merupakan manifestasi dari pergerakannya, pergerakannya berubah mengikuti
perubahan tekadnya dan tekadnya dilahirkan dari pergerakannya. Dikatakan kalau
konsep tersebut merupakan tingkatan tertinggi dalam penguasaan KUNGFU.
Zhang Zhaodong |
Ketika Zhang berusia 20 tahun, terjadi wabah
kelaparan di desanya. Situasinya sangat buruk sehingga beliau tidak bisa terus
tinggal di sana dan pergi ke Tianjin. Ketika beliau sampai di Tianjin, beliau
kesusahan dalam mencari pekerjaan dikarenakan beliau hanya ahli dalam bercocok
tanam. Supaya bisa makan, beliau akhirnya mendemonstrasikan kemampuan KUNGFUnya
di sisi jalan dan kemudian orang-orang memberinya uang.
Dikarenakan pengalamannya terhadap pembuli di
desanya ketika beliau masih muda, Zhang sangat membenci apabila melihat orang
lain ditindas dan akan langsung menolong mereka apabila dibutuhkan. Akibatnya beliau
memperoleh reputasi di lingkungan penduduk setempat sebagai orang yang tidak
boleh diganggu. Karena para kriminal menghormati kemampuannya, di tempat beliau
berada hanya sedikit kejadian kejahatan yang terjadi. Pemerintah setempat yang menyadari
tentang bakat dan kemampuan Zhang dalam mengurusi para kriminal, kemudian
memberinya pekerjaan sebagai penangkap pencuri. Pada dasarnya beliau bekerja sebagai
pemburu bayaran (bounty hunter). Ketika kriminal yang dicari benar-benar
harus ditangkap secepatnya, pemerintah biasanya mengirim Zhang untuk menangkap
kriminal tersebut.
Tidak lama setelah Zhang
zhaodong memulai bekerja
sebagai penangkap pencuri, ahli Baguazhang terkenal yang merupakan generasi
kedua yaitu Cheng Tinghua singgah ke Tianjin dan berurusan dengan masalah yang
rumit. Zhang zhaodong menolong Cheng keluar dari masalahnya dan
akhirnya mereka berdua menjadi teman baik. Zhang kemudian mengatakan pada Cheng
kalau beliau ingin mempelajari Baguazhang. Cheng mengatakan pada Zhang kalau dia
akan dengan senang hati mengajarkannya dan dia juga akan membawanya menemui
gurunya Dong Haichuan. Setelah beliau diperkenalkan, Zhang secara berkala akan
bulak-balik Beijing Tianjin untuk belajar baguazhang baik itu pada Dong
Haichuan ataupun pada Cheng Tinghua.
Dikarenakan Dong Haichuan meninggal tidak lama
setelah pertemuannya dengan Zhang zhaodong ,
beliau mungkin tidak belajar kepada Dong Haichuan terlalu banyak. Kebanyakan
orang menganggap kalau mayoritas Baguazhang yang dipelajari Zhang zhaodong diperoleh dari Cheng Tinghua. Cerita yang
populer menyebutkan bahwa ketika Zhang bertemu dengan Cheng Tinghua dan ingin
mempelajari Baguazhang darinya, Cheng mengatakan kalau Zhang sendiri sudah
merupakan ahli hsing-i terkenal dan Cheng merasa kalau dirinya dengan Zhang
memiliki umur yang hampir sebaya sehingga tidak pantas kalau beliau disebut
guru. Karena itulah Cheng tinghua memperkenalkan Zhang
zhaodong kepada Dong Haichuan
dan Dong menerimanya sebagai murid, walaupun begitu mayoritas pengetahuannya
tentang Baguazhang datang dari Cheng Tinghua.
Kebanyakan murid KUNGFU yang belajar di
Tianjin di era tersebut adalah murid dari Zhang
zhaodong atau murid dari Li
Cunyi. Baik itu Zhang zhaodong ataupun Li Cunyi, mereka berdua sangat dikenal
di kalangan komunitas KUNGFU Tianjin atas usahanya dalam menyebarkan
ilmu KUNGFU. Di Tianjin, Zhang zhaodong tidak hanya mengajar murid secara pribadi namun
beliau juga mengajarkan secara umum sekitar seminggu sekali. Murid-murid di
kelas umum bisa mempelajari baik itu xingyi ataupun bagua tergantung dari KUNGFU
mana yang mereka pilih. Sedangkan tudi-nya (murid sejati) diajarkan dulu
xingyiquan sebelum diajarkan baguazhang. Ketika beliau pertama kal
i mengajar di
Tianjin, kebanyakan materi ilmu KUNGFU yang beliau ajarkan adalah xingyi.
Setelah beliau lebih berpengalaman dalam KUNGFU baguazhang, beliau
mengajarkan baguazhang dan xingyi secara bersamaan. Di hari tuanya, Zhang zhaodong dan Liang Zhenpu hanya 2 orang dari murid Dong
Haichuan yang masih hidup. Untuk menghormati gurunya Dong Haichuan, beliau
hanya mengajar baguazhang sebelum beliau meninggal.
Wang Shujin (duduk) salah satu murid Zhang Zhaodong |
Dikarenakan Zhang
zhaodong merupakan orang
xingyi, bagua-nya memiliki rasa xingyi di dalamnya. Selain itu, Zhang zhaodong merupakan orang yang memiliki postur tinggi
besar dan sangat kuat. Beliau sangat menyukai postur-postur pertarungan yang
dilakukan dengan lebar dan senang langsung menghancurkan lawannya yang biasanya
lebih kecil darinya. Bagua-nya sangat simpel dan sederhana sangat berbeda
dengan gaya baguazhang lainnya. Karena posturnya tersebut, baguanya tidak
selincah Yin Fu. Selain itu walaupun beliau banyak belajar dari Cheng Tinghua, teknik
baguanya tidak memiliki banyak teknik lemparan (Cheng Tinghua belajar shuai
jiao/gulat Cina sebelum belajar Baguazhang).
Ketika Zhang berusia lebih dari 70 tahun, beliau
masih berpartisipasi dalam persiapan di even beladiri Tianjin dan
mendemonstrasikan baguazhang dalam acara ini. Karena begitu terkenalnya beliau dalam
kemampuan beladirinya, beliau sering diundang ke kota-kota lain untuk
berpartisipasi di even-even beladiri.
Beberapa sumber mengatakan kalau Zhang zhaodong meninggal pada tahun 1938. Walaupun begitu, menurut catatan yang
ditinggalkan oleh muridnya Chiang Jung Chiao (Jiang Rong-Qiao), beliau
meninggal pada tahun 1940 akibat sebab alami pada usia 81 tahun.
0 komentar:
Post a Comment