MENGEMBANGKAN GERAKAN DINAMIS
Rangkaian
pertama merupakan pukulan sambil melakukan gerakan satu arah. Walaupun kelihatannya
simpel, namun dalam konteks mekanisme gerakan tubuh, gerakan ini sangatlah
kompleks. Pada latihan awal dan pengembangan dari latihan ini, dibutuhkan
gerakan berkelanjutan yang dibalut dengan postur statis pada tiap transisi
(jeda/perubahan aspek). Postur statis transisional dilakukan dengan praktisi
yang melakukan latihan ini, menahan postur 1 pukulan dengan nafas yang rileks,
kemudian dilanjutkan dengan postur satu pukulan lainnya, mengeluarkan pukulan
menggunakan mekanisme tubuh dalam jeda sepersekian detik tersebut. Praktisi
harus menahan posisi tubuh dalam ketinggian yang sama selain itu, latihan ini
juga membutuhkan kualitas kelenturan yang bersifat rileks (tidak tegang) saat
menyalurkan kekuatan.
Pada
tahap awal, detail seperti pada paragraf di atas jarang sekali diajarkan. Biasanya,
murid hanya disuruh untuk melakukan latihan ini dan bergerak dalam kondisi
rileks. Tubuh pada awalnya hanya diingatkan untuk harus mengembang dan
melonggar karena biasanya, jika murid mulai memikirkan tentang postur statis
pada tiap transisi, maka tubunya pasti akan tegang setiap kali akan menyalurkan
kekuatan. Gerakan dimulai dengan kuda-kuda dengan bagian atas tubuh menghadap
ke utara dengan tangan yang kiri dijulurkan mengepal dalam keadaan tangan yang
sangat rileks (3-A). Kaki kiri kemudian diambil, memutar dan menghadap ke arah
barat sementara kaki kanan bergerak maju, sehingga hampir menyentuh mata kaki
yang sebelah kiri (3-B). selagi kaki kanan bergerak maju, tangan kanan memuku
serentak, sedangkan tangan yang kiri ditarik ke belakang seiring dengan bagian kanan
tubuh yang maju menyerang seperti pada sistem katrol (timba sumur, saat yang
tali yang satu ditarik ke bawah, maka tali yang lain tertarik ke atas). Ketika
pukulan tangan kanan dilancarkan, pada sasaran yang dibayangkan, semuanya
(seluruh tubuh) ditegangkan seketika, kemudian tumbuh kembali rileks dengan
keadaan tubuh melakukan kuda-kuda dengan kepalan tangan kanan sekarang terjulur
ke depan (3-C). Lakukan ini pada sisi yang lain yang berlawanan (3-D hingga
3-E)
|
3-A |
|
3-B |
|
3-C |
|
3-D |
|
3-E |
Pukulan
tersebut di atas, harus dilakukan dengan angkah menelusur sejauh 3-4 kaki (1
meter). Gerakannya mirip seperti gerakan kepiting. Jika dilakukan dengan benar,
maka akan kelihatan kalau gerakan tersebut mencerminkan ekspresi chan si jin
yang dilakukan secara rileks namun dengan kekuatan yang luar biasa. Secara
tradisional, murid biasanya diminta untuk melakukan latihan ini setiap hari
setidaknya seratus pukulan setiap hari. Pukulan tersebut (yang 100 kali)
biasanya bisa dipecah menjadi 10 atau 20 set pukulan, namun postur kuda-kuda
terakhir setidaknya harus ditahan dalam beberapa tarikan nafas dan dilakukan
secara rileks.
Latihan
ini, wajib dilatih seumur hidup oleh praktisi yang mempelajarinya. Selagi murid
mulai merasa nyaman dengan gerakan yang dia lakukan, maka koreksi lebih jauh
atas struktur tubuhnya semakin diperjelas. Jika dilakukan dengan benar, maka kekuatan
pukulan akan bertambah secara drastis karena pada latihan kali ini penggunaan
seluruh tubuh digunakan dalam latihan.
Tambahan
lain pada latihan adalah penggunaan hentakan (duo bu) yang dilakukan sementara tubuh kita menjaga postur ketinggiannya
secara rendah namun benar. Naik dan turunnya tubuh saat melakukan latihan ini
akan memecahkan energi dan tentu saja tidak diperbolehkan. Hentakan membantu
murid untuk menurunkan berat tubuhnya tepatnya pada area kua (persendian
pinggang). Dengan relaksasi secara mendalam, maka hentakan yang benar dilakukan
dengan berat seluruh tubuh bagian bawah bukan dengan kaki seperti yang umumnya
orang lakukan. Tanpa rileks, maka laihan tersebut akan merusak lutut atau
pinggang, terutama jika berlatih di lantai semen. Karena itulah latiha ini
harus dilakukan dengan hati-hati. Pemula biasanya sering memaksakan hentakan
padahal hentakan harus dilakukan dengan membiarkan seluruh tubuh mengontrol
kekuatan hentakan tersebut. Dengan cara yang salah tersebut, walaupun suara
bisa dihasilkan, namun suara tersebut kurang memiliki aspek getaran mendalam,
sifat bunyinya seperti cetek dan
malah kedengaran seperti bunyi tamparan.
Jika
gerakan tersebut dilakukan dengan benar, maka latihan tersebut akan
menghasilkan 2 bentuk energi yaitu xujing
dan fajing. Secara harfiah, xujing berarti “menyimpan uang”. Energi ini
dilakukan dengan area perut (dantien)
dilipat ke dalam dengan lutut ditekuk. Hampir seperti harimau merunduk. Kemudian
tubuh mengembang dan mengembang dalam kekuatan ledakan yang dilakukan seketika.
Walaupun gerakan ini merupakan dasar bagi semua gerakan KUNGFU bajiquan yang
lain, gerakan ini sangat sulit untuk dikuasai dan membutuhkan latihan konsisten
dan terbimbing untuk menguasainya.
Gerakan
satu pukulan (dari sisi ke sisi) merupakan gerakan dasar dari banyak postur
awal. Gerakan tunggal tambahan lainnya kemudian ditambahkan pada latihan. Jurus-jurus
tambahan lainnya diantaranya variasi dari gerakan kuda-kuda, bangau putih, dll.
(4-A hingga 4-E, dengan 1 dan 2 menunjukkan postur tersebut dari dua sisi yang
berbeda).
|
4-A1 |
|
4-A2 |
|
4-B1 |
|
4-B2 |
|
4-C1 |
|
4-C2 |
|
4-D1 |
|
4-D2 |
|
4-E1 |
|
4-E2 |
0 komentar:
Post a Comment