BELAJAR BERSAMA CHEN FAKE
Setelah
2 tahun melakukan latihan tekun di bawah bimbingan Hu Yaozhen, tenaga dalam FENG ZHIQIANG
berhasil mencapai mencapai level tinggi dimana tidak hanya Lingkaran Surga
Besar dan 3 dantian-nya saja yang terbuka, namun juga dia memiliki “bola qi” di
dalam tubuhnya yang bisa mengalir ke mana saja di dalam tubuhnya sesuai dengan
kemauannya. “Lima Busur”-nya berkembang begitu hebat sehingga tubuhnya luar
biasa elastis dan lentur. Hu Yaozhen menyadari kalau muridnya tidak hanya
memiliki bakat yang luar biasa dalam beladiri, namun juga bisa dipastikan mampu
membuat segala apa yang dia pelajari meningkat tingkatannya dan membawa seni
yang dipelajarinya berkembang menuju tahap yang lebih tinggi .Dia bahkan
dipastikan akan mampu membuat aliran beladirinya sendiri. Dengan pertimbangan
tersebut, Hu memutuskan kalau FENG ZHIQIANG harus mempelajari aliran kungfu
lain dan tidak boleh membatasi dirinya dengan satu beladiri saja. Maka, Hu
Yaozhen memperkenalkan FENG ZHIQIANG kepada ahli kungfu lain yang
terkenal reputasinya di Beijing, Chen Fake.
Sejak
dia diperkenalkan kepada Chen Fake, FENG ZHIQIANG belajar Taichi aliran Chen dan
xinyi secara bersamaan. Sejak saat itu, Feng berlatih lebih keras dari biasanya.
Dia biasa bangun pukul 4 pagi dan berlatih hingga pukul 11. Dia berlatih selama
7 jam tanpa henti, melatih xinyi dan taichi secara bersamaan, internal dan
eksternal secara bersamaan, diam ataupun bergerak, teknik tunggal ataupun
rangkaian jurus, ditambah lagi dengan latihan tuisho (dorong tangan). Selama 8 tahun dari 1950 hingga 1957, Chen
Fake membenarkan postur latihan FENG ZHIQIANG selama 8 kali sehingga Feng mengerti arti
sesungguhnya dari metode latihan dan pengertian mendalam dari beladiri Taichi.
Pada
tahun 1953, Komunitas Penelitian Seni Beladiri Ibukota didirikan. Chen Fake
dijadikan sebagai presiden sedangkan Hu Yaozhen sebagai wakilnya. Setiap hari, FENG ZHIQIANG
datang ke sana untuk menolong guru-gurunya tersebut. Awalnya, dia hanya
bantu-bantu ke sana, namun selanjutnya dia ke sana untuk berlatih beladiri.
Dengan sikap dan kesigapannya tersebut, dia menjadi partner latihan dari Chen
Zhaokui yang merupakan anak kandung Chen Fake sendiri.
Kebanyakan
murid-murid dari Chen Fake, sangat takut untuk melakukan tuisho dengan gurunya dikarenakan rasa sakit yang mereka alami
setelahnya. Walaupun begitu, FENG ZHIQIANG menganggap ini sebagai peluang
untuk memperoleh kemampuan sejati. Murid-murid lain akan membiarkan Feng
“menikmati” kesempatan ini, dan dengan begitu kemampuan Feng meningkat drastis.
Di akhir-akhir masa hidup Chen Fake, FENG ZHIQIANG mewakili gurunya melawan para
penantang.
Dalam
suratnya ke Wan Wende di Shanghai, Chen
Zhaokui (anak Chen Fake) menulis: “Aku memiliki seorang kakak seperguruan. Namanya
FENG
ZHIQIANG. Dia sangatlah cerdas, dan diantara semua saudara
seperguruanku, dialah yang kemampuannya paling hebat.”
Setelah
Chen Fake meninggal pada tahun 1957, FENG ZHIQIANG yang walaupun sibuk dengan
pekerjaannya di perusahaan pelayanan listrik, tetap saling berhubungan dengan
saudara seperguruannya. Dia membuat 3 peraturan yang disebarkan kepada saudara
seperguruannya. Peraturan tersebut adalah: “Pertama, jangan membuat masalah.
Kedua, jangan berkelahi sembarangan. Ketiga, jika ada yang menantang kalian,
maka aku (FENG
ZHIQIANG) yang akan melawannya.” Dalam beberapa kesempatan,
seringkali Feng dan saudara seperguruannya ditantang dan Feng yang selalu
melayani tantangan tersebut.
Suatu
hari, datanglah seorang ahli qigong yang ingin membandingkan kemampuannya dalam
melakukan Bigu (puasa) dengan FENG ZHIQIANG.
Aturan yang dia ajukan adalah mereka berdua (Feng dan ahli qigong tersebut) melakukan
meditasi selama 3 hari tanpa henti dengan hanya sejumlah air sebagai makanan
mereka. Setelah 3 hari, seperti biasanya Feng berlatih menggunakan bola besi
seberat 19 kg, sementara penantangnya hampir tidak bisa berjalan!
(bersambung...)
0 komentar:
Post a Comment