LEGENDA KUNGFU: PEI XIRONG

Posted by


PEI XIRONG
(HABIS)
GM Li Ziming (kiri) dan Pei Xirong (kanan)

..Pei kemudian membuka jubah yang dia kenakan dan mulai melakukan pertandingan dengan Li. Sejak pertandingan dimulai, Li terus mencoba menyerang muka dari Pei, namun Pei terus menghindari setiap serangan. Li benar-benar tangguh dan mencoba menyerang pinggang Pei dengan tiba-tiba menggunakan teknik  ‘Gui Chuai Jiao’ (Tendangan Setan). Maksud Li melakukan teknik tersebut dengan harapan apabila teknik tersebut berhasil, maka Pei pasti akan terluka, apabila Pei menggunakan tangannya untuk menangkap teknik ‘Tendangan Setan’nya tersebut, Li akan menyerang muka Pei.

Untuk mempertahankan diri dari tamparan Li ke arah mukanya, Pei justru menggunakan kakinya untuk menahan tendangan Li. Li kemudian menangkap kaki Pei yang mencoba untuk menahan Tendangan Setan-nya tersebut. Pei kemudian menggunakan tandou jin (energi getaran) pada teknik ‘Chong Xi’(tandukan lutut) yang merupakan teknik dari Ba Zi Gong dari Xingyiquan untuk menyerang iga dari Li, membuatnya tersungkur ke lantai.
Li kemudian bangun dan mencoba menggunakan teknik ‘Harimau Licik Menerkam Domba’ (E Hu Pu Yang) untuk melakukan sundulan kepala ke arah dada Pei. Melihat kalau Li mengerahkan seluruh kemampuannya, Peo menggunakan teknik dislokasi untuk menggelincirkan persendian rahang Li dari tempatnya. Setelahnya, Pei membetulkan rahang Li dan memberikannya obat. Keduanya kemudian menjadi teman baik. Li kemudian meminta Pei Xirong untuk tinggal sementara di Bengbu untuk bertukar ilmu.
Kemenangan Pei atas Li di Bengbu membuat Pei menjadi terkenal di Provinsi Anhui. Tidak lama kemudian, 2 petarung terkenal yang berasal dari Zhengyangguan datang ke Bengbu. Mereka kemudian mengundang Pei Xirong untuk datang ke Zhengyangguan untuk melihat-lihat pemandangan dan bertemu dengan para petarung tersebut di sana. Salah satu dari petarung tersebut (bernama Gao) sangat kuat hingga dia mampu mengangkat gembok batu (salah satu sarana latihan kungfu) seberat 100 kg seolah seperti memainkan kelereng. Pei tahu tentang kekuatannya, menggunakan ‘Baguazhang Bentuk Naga’ untuk menghindari serangannya sehingga Gao tidak bisa menyerangnya. Jadi walaupun Gao sangat kuat, dia tidak bisa menyerang Pei. Hal ini dikarenakan Gao berlatih banyak ‘gongfu keras’ (ying gong). Semakin lama pertandingan berlanjut, Gao semakin lelah dan staminanya semakin habis. Karena ingin Pei tidak bergerak dan tidak terus menghindar, Gao kemudian mencoba melemparkan pasir ke arah mata Pei. Dengan mengejutkan, Pei mampu mengantisipasi hal ini. Dia kemudian mengeluarkan kipas besi miliknya untuk menghalau pasir tersebut memasuki matanya. Gao kemudian mencengkeram tangan Pei dan mencoba melakukan teknik ‘Ransel Punggung’ dari Shuai Jiao (Gulat Cina) yang mana sekali lagi Pei Xirong menyambutnya dengan menggunakan teknik dislokasi untuk menggelincirkan engsel lengan Gao dan memenangkan pertarungan tersebut.
Segera setelah kemenangannya di Zhengyangguan, Pei menaiki kereta dari Bengbu ke Wuxi dimana salah satu dari temannya mengenalkannya pada Departemen Olahraga Universitas Jiangnan. Pada tahun 1951, Universitas Jiangnan mengikuti perintah untuk digabungkan dengan Universitas Nanjing sehingga Pei Xirong pergi ke Shanghai untuk mengajar di Universitas Fudan (salah satu Universitas terbaik di Cina). Saat dia berada di Shanghai, dia melanjutkan latihan kerasnya dengan bimbingan beberapa ahi kungfu hebat seperti Yin yuzhang (anak dari Yin Fu), Dong Wenxiu (sebagian menganggapnya sebagai cucu keponakan dari Dong Haichuan), Huang Boshou dan Hu Yaozhen. Dengan datangnya Revolusi Budaya, Pei beruntung karena tugas mengajarnya tidak dihentikan.


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 20:15

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.