GUO SHILEI
Artikel
berikut ini saya terjemahkan dari blog wulinmingshi yang berbahasa Inggris dan
diposting pada tanggal 8 Desember 2008. Semoga artikel ini bisa menambah
wawasan keilmuan kita.
Guo Shilei adalah
guru kungfu muda di Kota Dong Quan, Provinsi Guangdong (Kanton) Cina. Dia
mengajarkan 3 beladiri besar Cina (CIMA): Taichi, bagua dan xingyi, tetapi saya
memutuskan untuk menambahkannya ke blog ini karena baguanya datang dari salah
satu murid favorit Dong Haichuan yaitu Ma Weiqi “Ma si Batu Bara”
(Mei Ma). Sanad keilmuannya datang kepadanya melalui: Ma Weiqi -
Yang Rulin - Hu Laiyi - Wang Jiaofu - Shi Congying - Guo Shilei. Kutipan di
bawah ini diterjemahkan dari salah satu artikel Guangzhou Ribao (Harian
Guangzhou).
WAWANCARA DENGAN GUO SHILEI
Untuk
kebanyakan orang, jenis gongfu yang bisa melempar orang hingga 3 sampai
4 meter mungkin hanya bisa dilihat di novel-novel wuxia. Namun reporter
kami menyaksikan sendiri gongfu seperti ini dengan mata kepalanya
sendiri kemarin di Taman Rakyat, Dongquan di Provinsi Guangdong dalam bentuk
Guo Shilei, seorang guru muda Taichi aliran Yang dan Bagua aliran Ma.
Penampilan Luar Menyembunyikan Kemampuan Luar Biasa
Kemarin
sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, reporter kami berhasil menemukan
Master Guo Shilei di Taman Rakyat. Pada kesan pertama, tidak ada seorangpun
yang akan menyangka bahwa Guo adalah ahli beladiri yang benar-benar ulung.
Selain dari janggut pendeknya dan tatapannya yang tajam, tidak ada yang
membedakannya dari anak muda pendek, kurus yang lain.
Supaya
mengetahui secercah dari skill yang Guo miliki, reporter kami meminta
muridnya Guo untuk menyerangnya, namun murid yang menyerang tersebut justru
terpental ke belakang sejauh 3 meter
hanya dengan pelintiran dan dorongan sederhana dari Guo Shilei yang
hampir tidak bergerak.
Melihat
hal ini, reporter kami merasa heran. Akhirnya reporter kami mengambil inisiatif
untuk merasakan sendiri nei li (kekuatan internal) milik Guo. Guo
mengatakan kepada reporter kami bahwa dia hanya akan menggunakan sepersepuluh
kekuatan penuhnya, sehingga tidak akan terjadi luka yang benar-benar parah
(tidak bisa disembuhkan). Walaupun reporter kami mengambil posisi berancang-ancang,
tepukan ringan dari Guo pada bahunya cukup untuk mengguncangkan seluruh
tubuhnya. Dia baru pulih setelah beberapa menit istirahat.
Untuk
mengetes gongfu yang dimiliki Guo, reporter kami kemudian meminta kepada
seorang penonton di sana yang kelihatan berotot untuk memukul Guo di perutnya.
Sang penonton tersebut kemudian berlari ke arah Guo dari jarak 3 meter dan
kemudian memukul Guo tepat di perutnya, namun akhirnya justru malah roboh ke
lantai, dan mengeluh kalau kepalan tangannya sakit luar biasa. Baru setelah
percobaan hingga 10x (dengan hasil yang tidak jauh berbeda), barulah penonton
tersebut benar-benar menyerah.
Dari “Tangan Besi Shaolin” Hingga Neijiaquan
“Keluarga
saya berasal dari Pingding Shan, Provinsi Henan, namun kemudian pindah ke
Zhengzhou (Ibukota Provinsi). Saya sangatlah lemah ketika masih kecil sehingga
saya mulai belajar Waijia seperti kungfu Shaolin. Ketika saya berusia
sekitar 10 tahun, saya sangat menyukai
berlatih “tangan besi”. Saya akan mengetukkan lengan saya pada pohon sesering
yang saya bisa.” Setelah reporter kami memeriksanya sendiri, lengan Guo memang
benar-benar keras.
“Ketika
saya berusia 15 tahun saya bertemu guru saya Shi Chongying dan dengan pikiran
bahwa teknik tangan besi saya sudah benar-benar luar biasa, saya memintanya
untuk memukul lengan saya. Namun justru sentuhan ringan darinya cukup untuk
membuat lengan saya mati rasa sepanjang sore itu. Setelah pengalaman berharga
tersebut, saya akhirnya memutuskan untuk belajar neijiaquan
(xingi, taichi dan bagua) dengan Guru Shi.”
Idola Guo Shilei, Gurunya Shi Chongying
Idola
Guo Shilei adalah gurunya sendiri Shi Chongying, pensiunan professor beladiri
berusia 66 tahun dari Universitas Zhengzhou.
“Saya
tidak bisa menyebutkan guru saya tanpa membicarakan mengenai Shiye saya
sendiri (Kakek Guru) Wang Jiaofu. Wang berasal dari Shandong dan pada awalnya belajar tanglangquan (kungfu
belalang sembah) sebelum dia bertemu dengan Hu Laiyi. Dia belajar kepada Hu
selama 34 tahun sampai Hu Laiyi meninggal. Wang adalah orang yang tegas dan
terbilang aneh yang mana dalam mengajarkan kepada muridnya dia tidak akan
mengatakan sesuatau lebih dari 3 kali. Biarpun begitu, dia berhasil mendidik
ahli-ahli kungfu yang luar biasa.
“Guru
saya (Shi Chongying), berlatih dengan serius. Banyak orang menganggapnya orang
yang aneh. Sebagai contoh, suatu hari dia menaiki kereta dengan teman
sejawatnya. Daripada memilih untuk bermain kartu dengan yang lain, justru dia
memilih untuk mengunci dirinya di toilet untuk berlatih kungfu! Selain itu,
guruku agak seperti pertapa, dia jarang sekali muncul di depan umum atau
memasuki turnamen beladiri, sehingga orang yang mengenalnya hanya master
beladiri lain.”
Pencarian Master-Master Kelas Atas
Setelah
dia lulus dari perkuliahannya, Guo bekerja sebagai guru Biologi di sekolah
menengah. Tidak ada satupun yang tahu kalau dia ternyata adalah ahli beladiri.
Pada masa-masa inilah dia menggunakan liburannya untuk mencari master-master
kelas atas di seluruh Cina. Dalam pencariannya dia berkunjung ke daerah
Sichuan, Yunnan, Hebei, Shenzhen dan kota lainnya.
“Master
sesungguhnya bukanlah seseorang yang menghasilkan DVD, mereka tersembunyi di
antara orang-orang biasa. Di pedesaan, orang tua yang menggunakan tongkat bisa
jadi merupakan ahli kungfu yang mampu membunuh orang dengan sekali pukul. Dalam
pencarian saya tersebut, saya bertemu 5 hingga 6 ahli beladiri tingkat tinggi.
Namun masalahnya adalah usia mereka sudah sangat tua ketika saya bertemu
mereka. Dalam suatu kesempatan, ketika saya berada di “Taman Leci Shenzhen”
(Lizhi Gongyuan) saya bertemu master berusia 76 tahun bernama Fei yang telah
berlatih Taichi selama 50 tahun. Di hari itu, dia melakukan tui shou (dorong
tangan) dengan beberapa orang di taman ketika saya dipaksa untuk melakukan tuishou
dengannya. Pada saat tangannya menyentuh tangan saya, dia mengatakan “Kamu
setidaknya sudah berlatih beladiri selama 20 tahun”. Kemampuan seperti ini
(untuk menentukan berapa lama seseorang berlatih beladiri) adalah sesuatu yang
hanya datang dari master kelas atas.”
“Walaupun
begitu, saya masih beranggapan bahwa master dengan level tertinggi yang pernah
saya jumpai adalah guru saya sendiri. Bertarung dengannya seperti bertarung
dengan bayangan. Saya tidak pernah bisa memukulnya, padahal tiap serangannya
sendiri mengarah pada titik-titik vital di tubuh saya.
Datang ke Dongquan untuk Pacarnya
“Kalau
begitu, kenapa anda malah datang ke Dongquan?” tanya reporter kami. “Saya
datang ke sini supaya bisa dengan pacar saya yang bekerja di perusahaan
ekspor/impor di Hongmei (salah satu distrik di Dongquan). Ketika saya pertama
kali datang ke sini, saya bekerja di pabrik. Namun setelahnya, saya menyadari
bahwa dengan begini saya tidak mungkin bisa berlatih kungfu. Pada akhirnya saya
membuka studio Tae Kwon Do di Hongmei, sampai saat ini saya sudah memiliki
sekitar 30 orang murid.”
“Kenapa
anda tidak mengajarkan Taichi?” “Pada awalnya, saya melakukan peragaan jurus
Bajiquan yang mana membuat para penonton berkata,”Oh, jadi ini yang namanya
taekwondo!”. Hal ini membuat saya jengkel sekaligus sedih. Saya tidak punya
pilihan selain menggunakan nama yang modern, namun selama para murid mau
belajar Taichi maka saya mau mengajarkannya.
Menerima 3 Murid di Taman Rakyat
“Saya
sudah berlatih di Taman Rakyat sekitar sebulan sekarang. Saya sudah menerima
sekitar 3 murid.” Guo mengatakan kepada reporter kami dengan ekspresi kecewa.
“Banyak penonton di taman berpikir bahwa apa yang saya lakukan dengan murid
saya adalah palsu. Sebenarnya, taichi yang anda lihat di DVD, taman dan
berbagai tempat kebanyakan adalah ‘taichi cao’ (senam), bukan kungfu
sesungguhnya.” Guo benar-benar khawatir dengan masa depan kungfu tradisional.
“Dewasa ini, jurus-jurus akrobatik mudah diajarkan dan dipasarkan. Sedangkan
kungfu sesungguhnya, susah diajarkan dan hanya sedikit yang mau belajar.
Beladiri di negara ini sudah menjadi hanya penampilan saja, semakin hari
semakin sedikit master yang memiliki kemampuan sesungguhnya.
Banyak
orang yang melihat saya mendorong murid-murid saya hingga 3-4 meter tidak bisa
percaya apa yang saya lakukan. Pada dasarnya tidak ada hal misterius yang saya
lakukan, ini hanya kemampuan meminjam kekuatan (jie li) dari beladiri
tenaga dalam. Sebagai contoh, matador tidak akan pernah mencoba mengahadapi
banteng berhadap-hadapan namun sebaliknya sang matador justru menghindari
serudukan banteng tersebut lalu kemudian mengirimkan serangan mematikan kepada
banteng tersebut. Ketika saya barusan menepuk bahu anda, fajin (energi
ledakan) sudah dimulai dari kaki saya sejak awal. Ketika sudah sampai pada
tangan saya, kekuatannya berubah menjadi kekuatan spiral. Sifat alami fajin yang
penetratif adalah apa yang menyebabkanmu merasakan sakit. Kungfu sesungguhnya
adalah berdasarkan mekanisme tubuh. Semuanya memiliki landasan ilmiah baik itu
pada Biologi ataupun pada Fisika. Selama metode latihanmu benar dan kamu
bekerja keras, kamu pasti akan sukses. Masalahnya orang-orang zaman sekarang
tidak memeriksa apakah metode latihan mereka sudah benar atau belum, mereka
pikir dengan hanya melihat DVD mereka bisa melakukannya dengan benar, padahal
sesungguhnya tidak ada yang mampu menggantikan seorang guru yang terampil.”
0 komentar:
Post a Comment