SONG CHANGRONG
(bagian 1)
Ketika orang-orang mendiskusikan mengenai
aliran Song dalam konteks Baguzhang, maka ada 2 aliran yang mereka maksud.
Pertama adalah adalah Bagua yang berasal dari Song Yongxiang (diturunkan
melalui Liu Wancang dan muridnya di Beijing), sementara yang lain adalah
Baguazhang yang berasal dari Song Changrong,
salah satu murid Dong Haichuan yang terkenal akan kemampuan meringankan dirinya
(qing gong). Berikut adalah artikel yang saya terjemahkan mengenai Song Changrong:
Song Changrong ‘Si Kaki
Terbang’
Song Changrong dilahirkan dari keluarga bangsawan di
Beijing. Karena posisi Dong Haichuan di kediaman Pangeran Su, terdapat banyak
interaksi antara Dong Haichuan dan keluarga Song. Dinasti Qing adalah merupakan
era dimana puncak kejayaan dari kungfu Cina terjadi. Di masa ini, semua orang dari mulai kaisar
sendiri hingga orang biasa sangat tertarik pada yang namanya beladiri. Status
keluarga Song sebagai bangsawan dan kekuatan ekonominya yang tinggi berarti
mereka memberi penekanan yang tinggi terhadap penguasaan beladiri di dalam
keluarganya. Sebagai keluarga bangsawan, mereka tentu menyadari posisi Dong Haichuan
di kediaman Pangeran Su dan menganggapnya sebagai tamu kehormatan. Dan dengan
begitu, diundanglah Dong ke keluarga Song untuk mengajarkan mereka beladiri di
kediaman mereka. Dengan lingkungan seperti ini, bisa dipastikan kalau Song Changrong dilatih secara sistematis oleh
Dong Haichuan sejak dia masih kecil. Akibatnya, baguazhang yang dikuasai Song Changrong mencapai level yang sangat
tinggi hingga baguzhang-nya Song Changrong
menjadi aliran tersendiri.
Ketika Song
Changrong berumur 6 atau 7 tahun, Dong Haichuan mengajarkannya
sebuah ‘permainan’. Rumah dari keluarga Song memiliki taman yang luas. Dong
kemudian meminta keluarga Song untuk menyiapkan beberapa buah kendi besar
sehingga Song Changrong bisa berlatih
di atas bibir kendi besar tersebut. Di awal-awal latihannya, Song Changrong harus dibantu untuk melakukan
latihannya tersebut. Lama-lama, dia bisa berjalan dan berlari di atas kendi tersebut.
Setelah agak lama latihan, Song bisa berlari dan melompat di atas bibir kendi
tersebut seolah kalau bibir kendi tersebut merupakan tempat yang rata. Selama
masa ini, Dong tidak mengajarkan Song Changrong
unsur-unsur beladiri sedikitpun. Hanya ketika Song berusia 12-13 tahun dia baru
diajarkan baguazhang oleh Dong. Sehingga sebagai hasil dari latihannya, Song Changrong sangat ahli dalam melakukan xia
pan (latihan berjalan melingkar baguazhang yang dilakukan dalam keadaan
posisi tubuh sangat rendah). Selain itu dia juga mewarisi kemampuan meringankan
diri yang dimiliki oleh Dong Haichuan yang dinamakan ‘Ba Bu Gan Chan’ (lit. Menangkap
Jangkrik dalam 8 Langkah).
Menangkap Ular dengan
Tongkat Tujuh Bintang
Setelah Song belajar baguzhang dari Dong selama
sekitar 5-6 tahun, gongfu yang dimiliki Song benar-benar berada pada
level yang tinggi, namun ada satu hal yang membuatnya merasa jengkel. Ketika
Song berlatih di taman di belakang rumahnya, seekor ular putih kecil akan
bergeliat keluar dari liang persembunyiannya dan kemudian ‘menari’ sekita 10
meter dari jarak Song Changrong
berdiri seolah ular tersebut berusaha berlomba melawan Song dalam hal
kelincahan. Song mencoba menggunakan kemampuan meringankan dirinya untuk
menangkap ular tersebut, namun ketika jarak mereka berdua sudah kurang dari 10
meter, maka ular tersebut akan langsung mundur dan kembali ke lubang
persembunyiannya. Setiap Song menyangka kalau dia akan berhasil menangkap ular
tersebut, ular tersebut justru berhasil lolos dan kembali masuk ke sarangnya
dengan lancar. Song hanya bisa menarik nafas melihatnya. Hal ini terus
berlanjut setiap hari selama 2 bulan, membuat Song tidak tahu apa yang harus
dia lakukan.
Suatu hari, Song
Changrong menyebutkan tentang ular putih ini kepada Dong haichuan
yang kebetulan Dong datang pada saat itu datang untuk melihat latihan Song Changrong. Setelah diceritakan hal
tersebut, Dong kemudian membawa tongkat kecil dan mengajarkan pada Song Changrong tongkat 7 bintang. Setelah
sebulan latihan keras, Song menjadi sangat ahli menggunakan tongkat. Sebulan
kemudian, ketika Dong datang untuk melihat latihan Song
Changrong, ular putih tersebut muncul kembali. Song kemudian
mengejar ular tersebut menggunakan tongkat 7 bintang dan berhasil mengangkat
ular tersebut menggunakan tongkatnya pada saat tongkat tersebut hampir masuk ke
lubangnya. Song kemudian mengatakan kepada ular tersebut, ”Siapa yang lebih
cepat sekarang, aku atau kamu?” Ular tersebut seperti mengaku kalah, tidak
meronta sedikitpun. Puas dengan kemenangannya, Song kemudian meletakkan ular
putih tersebut ke tanah dan ular putih tersebut langsung bergegas masuk ke
lubangnya. Ular tersebut tidak pernah muncul lagi setelahnya dan tongkat tujuh
bintang mendapatkan tempat yang istimewa dalam pelatihan Baguazhang.
(bersambung...)
0 komentar:
Post a Comment