LATIHAN DASAR KUNGFU BAJIPIGUA: (1) KUDA-KUDA/MABU

Posted by



Artikel di bawah ini, merupakan latihan dasar bajiquan dan piguazhang yang saya dapatkan dari situs http://www.wutangcenter.com/wt/bajipigua.html mudah-mudahan bisa menjadi pengetahuan yang bermanfaat (saya menambahkan beberapa perubahan supaya kita bisa memahami langsung ke intinya).
BAJIQUAN DAN PIGUAZHANG





Oleh Robert A. Figler, Ph.D & Tony X.D. Yang
BAGIAN I : Metode Latihan Dasar



PERKENALAN

Seni tradisional wushu Cina (beladiri) saat ini mungkin seharusnya sedikit demi sedikit mulai diarsipkan pada masa lalu Cina. Selagi Qigong (kerja energi) dan wushu modern lebih banyak mendapatkan perhatian, terutama dalam bingkai dunia-dunia fantasi seperti pada video game, komik dan film, identitas wushu tradisional seringkali terburamkan hingga pada poin di mana wushu tersebut hampir punah. Oleh karena itu, menjaga keberadaan seni tradisional seharusnya merupakan kebutuhan yang mendesak demi kebutuhan jangka panjang nanti. Salah satu strategi yang paling mungkin untuk menjaga dan memperkuat identitas wushu tradisional adalah dengan mempublikasikan latihan dasarnya.
Di artikel ini, sistem bajiquan/piguazhang Cina Utara yang kesanadannya berasal dari Li Shuwen dan Liu Yunqiao dipublikasikan. Sistem beladiri ini, digunakan secara ekstensif dalam pelatihan para pengawal dari Chiang Kai-shek, Mao Zedong dan kaisar terakhir Cina, Pu Yi. 

Bagian pertama dari serial 2 bagian ini, mengilustrasikan bagaimana perluasan latihan kuda-kuda dasar menjadi lebih dinamis hingga sampai pada pengembangan kekuatan dan teknik pertarungan. Pentingnya pengembangan struktur lebih diutamakan. Berlawanan dengan kepercayaan yang populer, latihan dasar tidak hanya menahan kuda-kuda dalam waktu yang lama. Variasi gerakan dari postur sederhana ini, tidak hanya mengembangkan kemampuan tubuh namun juga mengembangkan teknik pertarungan dan kekuatan dalam waktu yang relatif singkat.   
........................................................................................................................................ 

GORESAN SINGKAT MENGENAI JALUR KESANADAN LI SHUWEN & LIU YUNQIAO
Penyebaran informasi secara umum mengenai sistem beladiri bajiquan/piguazhang secara luas, semuanya merupakan berkat dari usaha Jenderal Liu Yunqiao (8 Februari 1909-21 Januari 1992) dan seluruh murid-muridnya. Pada tahun 1970-an, beliau mendirikan Pusat Pengembangan Beladiri Wu Tang Taiwan dan lebih dari 3000 murid dilatih dalam banyak aliran wushu tradisional Cina Utara. Walaupun begitu, latihan secara kumplit dalam kungfu bajiquan/piguazhang hanya diajarkan kepada murid-murid dalam jumlah yang terbatas.

Catatan tertulis mengenai akar sejarah bajiquan bisa dilacak di sekitar tahun 1600-an, walaupun tradisi mulut ke mulut menyatakan kalau beladiri ini berasal bahkan dari tahun 1200-an. Aliran ini, seperti kebanyakan sistem beladiri lain, memiliki fakta dan mitosnya sendiri. Salah satu  syair bajiquan menerangkan bahwa "mengkombinasikan kekuatan tinju dan pukulan dari bajiquan dengan kekuatan cambukan dan telapak tangan dari piguazhang akan menciptakan pahlawan tidak terkalahkan yang bahkan arwah pun akan takut". Pada akhirnya, kedua latihan tersebut digabungkan sehingga menjadi metode latihan untuk para pengawal kaisar terakhir CIna Pu Yi, Mao Zedong, and pengawal kepresidenan Chiang Kai-shek. Untuk Presiden Chiang Kai-shek, Jenderal Liu Yunqiao sendirilah yang mengajarkan para pengawalnya. Walaupun banyak kisah yang menceritakan mengenai kisah-kisah Liu tepat sebelum era revolusi sebagai agen rahasia di dalam pemerintahan Chiang Kai-shek, namun dari kisah-kisah gurunyalah (Li Shuwen), gaya pertarungan yang satu ini bahkan sampai pada tingkat dimana beladiri ini dianggap mitos.

Li Shuwen (1864 - 1934) juga dikenal sebagai "Dewa Tombak" memiliki beberapa murid resmi yang bertugas sebagai pimpinan militer terutama di Shandong. Li adalah petarung yang terkenal. Keterkenalannya tersebut terutama karena pertarungan-pertarungannya yang selalu diselesaikan dengan cara tanpa ampun. Menurut tradisi dari mulut ke mulut, hampir semua orang yang menantangnya berakhir dengan kehilangan nyawa. Reputasinya tersebut  dibangun dengan kekuatan serangannya yang telah mencapai kekuatan dengan tahap ekstrem dan latihannya yang sangat keras mengatakan kepada lawannya tepatnya teknik apa yang akan dia gunakan untuk membawa mereka kepada kehancuran. Salah satu teknik favoritnya  adalah menggunakan “telapak peroboh” (salah satu teknik bajiquan) pada titik akupuntur kepala (baihui), yang menghasilkan hancurnya leher dan tulang belakang lawan. Kekuatan yang sudah diluar akal tersebut dikatakan dilatih oleh "Dewa Tombak" Li melalui latihan intense dengan menggunakan tombak yang panjangnya 6-12 kaki dengan menggunakan satu tangan. Keseluruhannya, dia adalah orang yang benar-benar ditakuti. Bahkan saat masih muda, Liu sangat takut melihat latihan keras gurunya.

Sayangnya, semua hal ini membawa Li ke jurang kejatuhannya sendiri. Atas permintaan seseorang, salah satu muridnya membunuhnya menggunakan teh yang telah diracuni. Untungnya, Liu memiliki kepribadian yang lebih ramah. Walaupun metode latihannya sama kerasnya bagi praktisi beladiri yang baru memulai.

BAJIQUAN : TINJU EKSTREM 8 ARAH
Definisi dari bajiquan bisa diinterpretasikan dalam beberapa jenis tingkatan yang berbeda. Terjemahan yang paling literal mengenai definisi bajiquan adalah tinju yang dilancarkan ke 8 arah tanpa batas. Namun dari rasa sistem itu sendiri definisi terbaik yang bisa dikemukakan adalah penggunaan seluruh tubuh yang menyebabkan seluruh energi meledak keluar, memancarkan kekuatan ke segala arah. “16 syair baji” mendeskripsikan teknik dan kekuatannya sebagai: menjerat, menarik, menusuk, memijat, menghancurkan, menekan, meledak, bergetar, menyandar, menyerang, dll. Pengklasifikasian secara modern seringkali mengkategorikan bajiquan sebagai beladiri "eksternal" atau, dalam pengkategorian yang lebih halus, sebagai beladiri "eksternal/internal". Baik itu dalam penggunaan kosakata pelatihan secara umum dan secara pribadi, Liu hampir tidak pernah mengklasifikasikan laihan dari sistem bajiquan ke dalam kategori tersebut.

Secara konsep, bajiquan menggabungkan antara wuxing (lima elemen) dengan penggunaan energi (jing, or tenaga dalam) mirip seperti yang dikonsepkan pada jurus lama Taijiquan aliran Chen. Faktanya, baji, seperti taichii aliran Chen  menggunakan jenis pernafasan dan latihan "zhanzhuang" yang sama. Hal yang menarik adalah, Liu dan ahli Taijiquan legendaris Chen Fake, telah berkenalan satu sama lain saat demonstrasi publik yang mereka lakukan pada tahun 1928 di Akademi Militer Beijing. Keduanya merasa sangat terkesan dengan prinsip kekuatan yang sama dalam beladiri yang mereka tekuni sehingga mereka bertemu secara pribadi pada hari berikutnya dan saling bertukar materi pelatihan dan teknik-teknik. Tidak ada satupun yang yakin mengenai detail pertukaran tersebut pada hari itu, namun Liu selalu menganggap kalau taichi aliran Chen adalah beladiri tingkat tinggi. Ketika Liu membuka  Pusat Pengembangan Beladiri Wu Tang di Taiwan, beliau menciptakan rangkaian jurus dalam tiga tingkatan yang mana diambil dari Taichi aliran Chen yang asli. Satu-satunya kekhawatirannya adalah Cina dan Taiwan tidak akan pernah bersatu dan hanya beberapa orang, selain murid resmi rela untuk belajar dan melatih jurus yang panjang. Sehingga, versi yang beliau kembangkan dapat dilihat sebagai cara untuk melestarikan konsep-konsep esensial dari aliran tersebut sedangkan di saat bersamaan, menyediakan  maksud supaya masyarakat secara umum bisa mempelajarinya. Beliau menganggap kalau Taichi aliran Chen sebagai salah saru seni beladiri yang paling efektif dan mengirimkan banyak muridnya langsung kepada master Du Yuze untuk mengajarkan mereka rangkaian jurus yang lebih panjang dan lebih tradisional. Master Du telah mempelajari rangkaian jurus Taichi aliran Chen langsung kepada  ayah dari Chen Fake, Chen Yenxi, dan beliau sangat dihormati oleh GM Liu.

PIGUAZHANG : TELAPAK MENGGANTUNG/MEMBELAH
Prinsip kekuatan tubuh yang dikembangkan dalam beberapa jenis sistem wushu tradisional sering dikatakan berasal dari pengamatan mereka terhadap berbagai jenis binatang di habitat asli mereka. Pada kungfu bajiquan, beruang dan harimau  yang ditiru. Sedangkan di dalam piguazhang, elang dan monyetlah yang ditiru. Tujuan utama dari  meniru binatang tersebut adalah untuk memperoleh tipe pergerakan tubuh yang sama sehingga teknik-teknik dalam pertarungan yang digunakan, mengasah prinsip energi yang sama seperti digunakan pada hewan tersebut. Sebagai contoh, ketika beruang menyerang menggunakan telapak tangannya, pinggang dan bahunya menghasilkan kekuatan yang diekspresikan dalam pergerakan luar tubuhnya. Dari mengamati pergerakan tubuh tersebut, praktisi wushu  berusaha untuk melatih teknik mereka yang mana pelatihan teknik tersebut bertujuan untuk menghasilkan prinsip pengeluaran energi yang sama (seperti pada hewan) dengan menggunakan tubuh mereka sendiri.

Latihan dasar pada bajiquan sangatlah sistematik dan benar-benar membangun tubuh praktisi beladiri dari dasar, dengan menekankan pada struktur tubuh yang benar dan postur yang benar. Latihan dasar bajiquan memfokuskan diri pada mengembangkan kekuatan pukulan yang efektif melalui prinsip pergerakan menggunakan seluruh tubuh dengan menggunakan struktur tubuh yang berpusat pada kepala, bahu, siku, tangan, tulang ekor, kua (sendi pinggang), lutut, dan kaki ("esensi baji "). Latihan yang paling awal untuk melatih kesemua hal tersebut adalah mabu atau dalam istilah yang kita sering katakan, kuda-kuda.
 
LATIHAN KUDA-KUDA : MEMBANGUN FONDASI
Hampir semua sistem beladiri wushu tradisional memulai latihan mereka dengan melakukan kuda-kuda. Kebanyakan para murid yang melakukan latihan ini, mengeluarkan ekspresi yang kurang enak dilihat mengingat mereka harus menahan kuda-kuda dengan rendah selama berjam-jam. Banyak praktisi beladiri menganggap kalau latihan seperti itu sebagai latihan "eksternal". Namun, laihan kuda-kuda pada baji/pigua jauh lebih rumit. Kebanyakan para praktisi kungfu bajiquan tradisional zaman dulu tidak mengklasifikasikan latihan ini sebagai latihan eksternal ataupun internal dan ketika mereka berusaha menjelaskannya, maka mereka menjelaskan bahwa kuda-kuda bajiquan melatih internal dan eksternal di saat bersamaan.

Sangatlah penting untuk melakukan latihan kuda-kuda dengan benar, mengingat latihan kuda-kuda ini merepresentasikan dasar dari berbagai postur tubuh yang dilatih selama tahap-tahap awal pelatihan sistem.

Berlawanan dengan keyakinan umum yang mengatakan kalau kuda-kuda harus dilakukan selebar mungkin, kuda-kuda pada baji walaupun dilakukan secara mendalam pula, namun dilakukan dengan jarak antar kaki hanya selebar bahu ditambah jarak 1 kepalan. Dan juga berbeda dengan kepercayaan secara umum, kedalaman (kerendahan) kuda-kuda pada baji tidaklah "serendah yang kita bisa". Kedalaman postur yang benar berbeda tergantung individu itu sendiri, dan pada umumnya kuda-kuda tersebut melatih struktur tubuh seperti di bawah ini. (lihat gambar 1-A dan 1-B):

1)    Mulailah dengan posisi badan tegak, sangat rileks dan santai, dengan kaki sejajar dengan jarak lebar satu sama lain agak sedikit lebih lebar dari bahu kita sendiri.
2)    Turunkan badan, tekukkan lutut ke area dimana paha/kua berada, lutut ditekan ke area engkel, dan panjang area dari pinggang bagian bawah ke tanah hingga tumit, membentuk segitiga sama sisi (lihat kaki berbentuk segitiga sama sisi pada gambar 1-A).
3)    Secara bersamaan, angkat dan ulurkan tanganmu ke atas dan ke luar dan ke depan hingga titik dimana siku mengarah ke tanah dan  tangan mengepal ringan ke arah depan (gerakan tangn harus mirip dengan cara  kita memegang setir mobil tanpa melakukan kekuatan/tidak tegang). Rileks sangatlah penting!
4)    Ujung kaki mengarah ke depan dengan lutut agak sedikit miring ke dalam sehingga wilayah pada kua bagai lingkaran, dan
5)    Punggung relatif lurus.




Gambar 1-A dan 1-B
Jika tubuh kalian masih belum bisa turun, maka kalian harus latihan secara perlahan dan tetaplah rileks hingga kita bisa melakukannya. Latihan ini bisa dilakukan selama satu bulan atau hingga 2 tahun tergantung kondisi tubuh dan jadwal latihan kita. Selama kita melakukan latihan ini, tubuh bagian atas harus tetap rileks sementara nafas dilakukan dengan perlahan, dalam, dan terus menerus. Catatlah bahwa kepalan tangan harus bolong (seolah memegang setir), pertahankan postur tersebut. Daripada menghitung waktu kita melakukan kuda-kuda dengan menggunakan jam (atau stopwatch), sangat jauh lebih efektif untuk menghitung dan mengfokuskan diri pada nafas yang dalam. Lagi-lagi, berbeda dengan pendapat yang populer, jika kuda-kuda ini dilakukan dengan benar, hanya kadang-kadang kamu mampu menahan kuda-kuda ini hingga 10 menit dan tentu saja, kuda-kuda baji yang dilakukan dengan benar merupakan hal yang baik apabila kita mampu melakukannya selama 2 menit.
(bersambung.....)


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 00:25

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ARTIKEL LAINNYA

Powered by Blogger.

Footer 3

Footer1

FOOTER 2