BRUCE LEE
Lee Jun Fan, atau biasa disebut Bruce Lee
(27 November 1940-20 Juli 1973) adalah ahli beladiri yang dikenal secara luas
sebagai bapak dari Mixed Martial Art (MMA). Dia merupakan ahli KUNGFU, aktor laga, dan juga pelatih
beladiri. Selain itu, dia adalah seorang filmmaker dan juga pendiri
beladiri Jeet kune do. Lee merupakan anak laki-laki dari bintang opera
kanton Lee Hoi-Chuen dan dikenal luas oleh media, para kritikus, dan praktisi
beladiri lain sebagai ahli beladiri paling berpengaruh sepanjang masa dan
merupakan ikon kebudayaan di abad ke-20.
Lee dilahirkan di Chinatown, San Fransisco pada
tanggal 27 November 1940 dan dibesarkan di Kowloon, Hongkong hingga mencapai
usia remaja. Dia dikenalkan pada industri perfilman oleh ayahnya dan muncul
dalam beberapa film sebagai aktor anak-anak. Pada usia 18 tahun, Lee pindah ke
Amerika serikat supaya bisa melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas
Washington. Di masa-masa inilah, dia mulai mengajarkan beladiri yang dia telah
pelajari.
Sebagai aktor laga, Lee terkenal dalam perannya
di film The Big Boss (1971), Fist of Fury (1972), Way of the
Dragon (1972), Enter the Dragon (1973) dan The Game of Death (1973).
Lee menjadi ikon penting beladiri di seluruh dunia, terutama di antara
orang-orang Cina karena dia menunjukkan semangat nasionalisme di film-filmnya.
Pada awalnya, dia berlatih Wingchun dan tinju. Namun kemudian dia menolak untuk secara khusus mengkiblatkan dirinya pada beladiri tertentu dan lebih memilih menggunakan berbagai teknik beladiri dari berbagai disiplin beladiri. Dia menyebut semangat dan filosofi beladiri yang dia anut tersebut dengan sebutan Jeet Kune Do (Jalan Memotong Serangan). Lee secara umum memiliki 2 kewarganegaraan yaitu Hongkong dan Amerika Serikat. Dia meninggal di Kowloon Tong pada 20 Juli 1973 pada usia 32 tahun.
Pada awalnya, dia berlatih Wingchun dan tinju. Namun kemudian dia menolak untuk secara khusus mengkiblatkan dirinya pada beladiri tertentu dan lebih memilih menggunakan berbagai teknik beladiri dari berbagai disiplin beladiri. Dia menyebut semangat dan filosofi beladiri yang dia anut tersebut dengan sebutan Jeet Kune Do (Jalan Memotong Serangan). Lee secara umum memiliki 2 kewarganegaraan yaitu Hongkong dan Amerika Serikat. Dia meninggal di Kowloon Tong pada 20 Juli 1973 pada usia 32 tahun.
Awal Kehidupan
Bruce
Lee
dilahirkan pada tanggal 27 November 1940 di Chinese Hospital di
Chinatown, San Fransisco. Menurut zodiak Cina, Lee lahir di jam dan tahun naga
yang mana menurut tradisi merupakan pertanda baik dan berkah besar.
Ayah Lee, Lee Hoi-chuen merupakan orang Cina
Han sedangkan ibunya Grace Ho merupakan blasteran ras Cina dan Kaukasia (Indo). Bruce
merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Lee dan orang tuanya kembali ke rumahnya
di Hongkong saat dia berusia 3 bulan.
Ayah Bruce, Lee Hoi Chuen merupakan orang Cina
berkebangsaan Han sedangkan ibunya Grace Ho merupakan setengah Cina dan
setengah Kaukasia. Ibunya merupakan anak Ho Komtong (Ho Gumtong) dan merupakan
keponakan dari Sir Robert Ho-tung yang merupakan pebisnis dan filantropis yang
terkenal di Hongkong.
Grace Ho (kiri), Lee Hoi Chuen (kanan) dan Bruce Lee saat masih bayi (tengah) |
Bruce merupakan anak keempat dari lima
bersaudara yaitu Phoebe Lee, Agnes Lee, Peter Lee dan Robert Lee. Lee dan orang
tuanya kembali ke Hongkong dari Amerika saat dia masih berusia 3 bulan.
Nama
Nama ala Kanton Bruce Lee saat dia dilahirkan adalah Lee Jun Fan. Penyebutan
namanya tersebut berhomopon (memiliki bunyi suara yang sama) dengan kata lain
yang bermakna “kembali lagi”. Nama ini diberikan oleh ibunya yang merasa kalau
Bruce akan kembali lagi ke Amerika Serikat ketika dia sudah dewasa. Karena pribadi
ibunya yang memiliki sifat percaya pada hal-hal yang bersifat takhayul, dia
dinamai Sai Fon yang merupakan nama feminim yang berarti “phoenix kecil”. Nama
english Lee yaitu ‘Bruce’, diperkirakan diberikan oleh dokter rumah sakit yang
bernama Dr. Mary Glover.
Lee memiliki 3 nama lain yaitu Li Yuanxin, nama
klan yaitu Li Yuanjian yang dia gunakan saat sekolah di La Salle College, dan
nama panggungnya saat dia bermain film yaitu Lee Xiaolong (Xiaolong berarti
naga kecil).
Keluarga
Ayah Lee yaitu Lee Hoi Chuen merupakan salah
satu aktor terkenal pagelaran opera dan bintang film terkenal saat itu. Tepat
sebelum invasi Jepang ke Hongkong, dia bersama keluarganya menjalani tur
keliling untuk bermain opera. Lee Hoi Chuen bahkan melakukan tur ke Amerika
Serikat dan sempat melakukan beberapa pertunjukan opera ke beberapa komunitas
pecinan setempat.
Walaupun banyak teman-temannya yang tinggal di
Amerika, Lee Hoi Chuen kembali ke Hongkong setelah Bruce Lee dilahirkan. Sebulan
setelah dia tiba di Hongkong, Jepang melakukan invasi terhadap wilayah tersebut
dan Bruce
Lee hidup selama 3 tahun 8 bulan di bawah pendudukan Jepang. Setelah
perang berakhir, Lee Hoi Chuen melanjutkan karir aktingnya dan dia berhasil
menjadi aktor yang sangat populer di masa pembangunan Hongkong pasca perang.
Ibu dari Lee, Grace Ho merupakan salah satu
anggota klan yang terkaya dan paling berkuasa di Hongkong yaitu klan Ho tung. Beliau
merupakan keponakan dari Sir Robert Ho-tung, orang indo yang merupakan kepala
klan tersebut. Dengan keadaan tersebut, saat masih muda Bruce Lee tumbuh di keluarga
yang makmur dan istimewa. Walaupun memiliki keuntungan atas status keluarganya,
lingkungan tempat Lee tinggal merupakan lingkungan padat penduduk, berbahaya
dan penuh dengan rivalitas geng-geng di dalamnya. Hal ini dikarenakan pada saat
itu terjadi revolusi komunis di Cina sehingga banyak orang-orang daratan yang
mengungsi ke Hongkong yang saat itu merupakan koloni kesayangan Inggris.
Setelah Lee terlibat dengan beberapa
pertarungan jalanan di lingkungannya tersebut, orang tuanya memutuskan kalau
Lee harus dilatih beladiri. Lee pertama kali diperkenalkan kepada beladiri
melalui ayahnya dimana dia diajari dasar-dasar dari Taichi aliran Wu.
Wing Chun
Pengaruh terbesar dalam perkembangan kemampuan
beladiri Lee adalah studinya terhadap KUNGFU
wing chun. Lee mulai belajar wing chun di usianya yang beranjak 16 tahun di bawah
ahli wing chun terkenal Yip Man pada tahun 1957 setelah kekalahannya melawan
gang rivalnya. Kelas umum Yip Man umumnya terdiri atas latihan jurus, chi sao, teknik-teknik
menyerang pada boneka kayu (Muk Yan Cong), dan sparring bebas. Yip mencegah
murid-muridnya untuk bertarung di jalanan dan mendorong mereka jika ingin
bertarung supaya bertarung di pertandingan yang telah diorganisir.
Setelah setahun Bruce Lee mempelajari Wing Chun,
kebanyakan murid-murid Yip Man menolak untuk berlatih dengan Lee setelah mereka
tahu kalau Lee memiliki darah campuran (seperempat eropa). Hal ini dikarenakan
pada waktu itu orang-orang Cina umumnya menentang untuk mengajarkan KUNGFU kepada
non-Asia. Partner sparring Lee (Hawkin Cheung) menyatakan, “Mungkin kurang dari
6 orang di seluruh Klan Wing chun yang belajar secara pribadi atau bahkan
beberapa kali belajar kepada Yip Man. Walau begitu, Lee menunjukkan
ketertarikan yang besar pada wing chun dan melanjutkan latihannya secara pribadi
dengan Yip Man dan Wong Sheun Leung."
Wan Kam Leung yang merupakan murid Wong Sheun Leung menyaksikan sendiri pertarungan persahabatan antara Lee dan Wong dan mencatat tingginya kecepatan dan ketepatan tendangan Lee. Lee melanjutkan studinya kepada Wong Sheun Leung setelah kembali ke Hongkong setelah sebelumnya dia tinggal di Amerika.
Wan Kam Leung yang merupakan murid Wong Sheun Leung menyaksikan sendiri pertarungan persahabatan antara Lee dan Wong dan mencatat tingginya kecepatan dan ketepatan tendangan Lee. Lee melanjutkan studinya kepada Wong Sheun Leung setelah kembali ke Hongkong setelah sebelumnya dia tinggal di Amerika.
Meninggalkan Hongkong
Setelah menempuh pendidikan di Sekolah Tak Sun
(beberapa blok dari rumahnya 218 Nathan Road, Kowloon), Lee memasuki divisi SD
di La Salle College pada usia 12 tahun. Pada tahun 1956, dikarenakan performa
akademiknya yang buruk (dan kemungkinan karena tingkah lakunya juga), dia
dipindahkan ke St. Francis Xavier College (SMA). Dimana dia dibimbing oleh
Saudara Edward, guru dan pelatihnya di tim tinju sekolah.
Di musim semi 1959, Lee terlibat lagi dalam
pertarungan jalanan sehingga melibatkan polisi. Di akhir masa remajanya, pertarungan
Lee di jalanan menjadi lebih sering terjadi dan bahkan dia menghajar anak dari
keluarga TRIAD yang ditakuti (TRIAD merupakan mafia seperti yakuza-nya Jepang).
Demi keamanan putranya, orang tua Lee memutuskan kalau Lee harus meninggalkan
Hongkong dan tinggal di jalan-jalan Amerika yang lebih aman dan
sehat. Orang
tuanya mengkonfirmasi ketakutan polisi yang menangkap Lee karena kali ini
dikarenakan Lee menghajar orang yang memiliki latar organisasi kriminal di
belakangnya. Sehingga dikhawatirkan ada kemungkinan kalau nyawa Lee terancam.
Lee dalam sebuah film saat usianya 18 tahu |
Detektif polisi tersebut datang ke kediaman
keluarga Lee dan mengatakan, “Maafkan saya Tuan Lee (Lee Hoi Chuen), kali ini
anak anda benar-benar mengalami perkelahian yang buruk. Jika sekali lagi dia
terlibat pertarungan, saya mungkin harus memasukkannya ke penjara.” (atas
kesaksian Robert lee)
Pada april 1959, orangtua Lee memutuskan untuk mengirimkannya
ke Amerika Serikat dan tinggal bersama kakaknya Agnes Lee yang tinggal dengan
keluarga temannya di San Fransisco.
Hidup Baru di Amerika
Pada usia 18 tahun, Lee kembali ke Amerika
Serikat dengan uang $100 di saku celananya. Setelah hidup di San Francisco
selama beberapa bulan, dia pindah ke Seattle untuk melanjutkan pendidikan
SMA-nya. Di Seattle dia juga bekerja di sana sebagai pelayan pengganti di
restauran milik Ruby Chow. Suami dari Chow merupakan rekan kerja dan teman baik
dari Lee Hoi Chuen. Saudaranya Bruce, Peter Lee kemudian ikut bersamanya di
Seattle. Namun tidak lama kemudian, dia pindah ke Minnesota untuk bersekolah. Pada
tahun 1960, Lee menyelesaikan jenjang SMA-nya dan meraih gelar diploma di Edison
Technical School (sekarang Seattle Central Community College, yang
berlokasi di Capitol Hiil, Seattle).
Pada maret 1961, Lee mendaftarkan diri untuk
berkuliah di Universitas Washington, dengan jurusan drama menurut informasi
asosiasi alumni universitas. Hal ini berbeda dengan pernyataan Lee dan
teman-temannya yang mengatakan kalau dirinya kuliah di jurusan Filsafat. Selain
belajar filsafat, Lee juga belajar psikologi dan berbagai subjek lain. Di
universitas inilah, Lee bertemu dengan istrinya di masa depan Linda Emery yang
kemudian dia nikahi pada 1964. Dari Linda, dia memiliki 2 orang anak yaitu
Brandon Lee (1965-1993) dan Shannon Lee (dilahirkan tahun 1969).
Karir Beladiri
Jun Fan Gungfu
Lee mulai mengajar di Amerika Serikat pada
tahun 1959. Dia menyebut apa yang diajarkan sebagai Jun Fan Gungfu (secara
harfiah berarti KUNGFU-nya Lee Jun
Fan) yang pada dasarnya beladiri dengan pendekatan KUNGFU Wing chun. Lee
mengajarkan beladiri tersebut pada teman-temannya seperti praktisi Judo Jesse
Glover yang kemudian mengajarkan beberapa teknik awal Lee. Taki Kimura menjadi
asisten pelatih Lee yang pertama dan melanjutkan mengajarkan seni dan cara
berfikir Lee setelah kematiannya. Lee membuka sekolah beladirinya dengan nama
Jun Fan Gungfu School di Seattle.
Lee di DO dari perkuliahannya pada musim semi
1964 dan pindah ke Oakland. Dia tinggal di sana bersama James Yim Lee yang 20
tahun lebih tua darinya. James Lee sendiri merupakan ahli KUNGFU terkenal di area tersebut. Bersama Lee, dia mendirikan
sekolah Jun Fan Gungfu kedua di studio beladiri di Oakland. James Lee pulalah yang
memperkenalkannya pada Ed Parker ahli beladiri asal Amerika yang juga merupakan
penyelenggara dari Long Beach International Karate Championship tempat dimana
Lee ditemukan oleh “Holywood”.
Long Beach International Karate
Championship
Demonstrasi Bruce Lee di International Karate Long Beach Tournament 1967
Atas undangan dari Ed Parker, Lee muncul di
Long Beach International Karate Championship dan mendemonstrasikan push-up
menggunakan 2 jari (menggunakan jempol dan telunjuk) dengan rentang kaki hampir
sama dengan lebar bahunya. Di event ini, Lee juga mendemonstrasikan pukulan 1
inci (One Inch punch). Pukulan 1 inci ini dilakukan dengan Lee berdiri tegak,
kaki kanannya berada di depan dengan lutut agak sedikit ditekuk. Partner
demonstrasinya berdiri di depannya. Tangan kanan Lee kemudian agak diulurkan
dengan kepalan tangannya berada sekitar 1 inci di depan dada partner
demonstrasinya. Tanpa menarik tangannya, Lee kemudian mengirimkan pukulan ke
arah partnernya, membuat partnernya tersebut terlempar dan langsung terduduk di
atas kursi yang ada di belakangnya. Kursi ini berguna untuk menghindari partnernya
dari cedera akibat momentum saat terlempar. Orang yang menjadi sukarelawan
dengan menjadi partner demonstrasinya tersebut yanb bernama Bob Baker dari
Stockton California, mengatakan “Aku mengatakan pada Bruce untuk tidak
melakukan demonstrasi seperti ini lagi. Ketika dia memukulku terakhir kali, aku
harus tinggal di rumah dan tidak bekerja untuk sementara waktu karena rasa
sakitnya tidak tertahankan.”
Pada kejuaraan 1964 tersebut, Lee bertemu
dengan ahli Taekwondo Jhon Goo Ree. Keduanya menjadi sahabat baik, yang mana
hal ini secara tidak langsung sangat menguntungkan mereka berdua sebagai ahli
beladiri. Rhee mengajarkan Lee tendangan samping (sidekick) dan Lee mengajarkan
Rhee pukulan “non-telegrafik”.
Lee muncul pada Long Beach International Karate
Championship pada tahun 1967 dan mendemonstrasikan berbagai teknik, termasuk
diantaranya “pukulan tak terhentikan” di hadapan Juara Karate Dunia versi USKA Vic
Moore. Lee mengatakan pada Moore kalau dia akan melakukan pukulan lurus ke arah
mukanya dan menginstruksikannya untuk berusaha memblok pukulan tersebut. Lee
mundur beberapa langkah dan bertanya pada Moore atas kesiapannya. Ketika Moore
mengangguk sebaga tanda kesiapan, Lee maju hingga dia mencapai jarak serang
ideal. Dia kemudian mengeksekusi pukulan lurus langsung ke arah muka Moore dan
berhenti tepat sebelum terjadinya kontak. Dalam 8 percobaan, tidak sekalipun
Moore mampu menahan pukulan Lee tersebut.
Pertarungan dengan Wong Jack Man
Di Oakland, California 1964, Lee memiliki
pertarungan pribadi kontroversial dengan Wong Jack man yang merupakan murid
dari Ma Ki Fung yang terkenal akan penguasaanya dalam KUNGFU Shaolin utara, Xingyiquan dan Taijiquan. Menurut Lee,
komunitas pecinaan setempat mengultimatum Lee untuk menghentikan aktivitasnya
dikarenakan dia mengajarkan KUNGFU kepada orang asing selain Cina. Ketika
dia menolak hal tersebut, dia ditantang untuk bertarung melawan Wong. Dalam
pertarungan tersebut terdapat perjanjian yang menyatakan bahwa jika Lee kalah,
maka dia harus menutup sekolah beladirinya, sementara jika dia menang maka dia
bebas untuk mengajarkan KUNGFU kepada siapapun. Walau begitu, Wong
membantah pernyataan Lee dan mengatakan kalau dia bertarung melawan Lee setelah
Lee membuka tantangan terbuka terhadap khalayak umum dalam salah satu
demonstrasi Lee di Teater Chinatown dan Wong sendiri tidak mempermasalahkan Lee
yang mengajarkan KUNGFU Cina kepada orang selain Cina. Lee mengatakan
bahwa kertas perjanjian yang diberikan kepadanya semuanya memiliki seluruh nama
Shifu (ahli KUNGFU) yang terdapat di
Chinatown namun hal itu tidak membuatnya takut.
Orang yang tercatat menyaksikan pertarungan
tersebut antara lain Cadwell, James Lee dan William Chen seorang ahli KUNGFU
Taijiquan. Wong dan salah satu penonton William Chen mengatakan kalau
pertandingan tersebut berlangsung dengan durasi yang tidak biasa yaitu 20
menit. Sedangkan menurut Linda Lee, Cadwell dan James Lee pertandingan berakhir
dalam waktu kurang lebih 3 menit dengan kemenangan telak untuk Lee.
“Pertarungan
dilakukan dengan tangan kosong dan tanpa aturan, memakan waktu sekitar 3 menit.
Bruce berhasil membuat orang tersebut terjatuh ke lantai, dan mengatakan ‘apa
kau menyerah?’ dan orang tersebut mengatakan dia menyerah.”-Linda Lee Cadwell.
Wong Jack Man mempublikasikan terjadinya
pertarungan tersebut dengan versinya sendiri di Mingguan Pasifik Cina, Koran
berbahasa Cina yang diterbitkan di San Francisco. Artikel pada surat kabar tersebut juga berisi tantangan
terbuka untuk melakukan pertarungan kembali melawan Lee apabila Lee tidak setuju dengan pernyataannya tersebut. Lee tidak membalas artikel
Wong tersebut dan tidak ada kelanjutan apapun dari tantangan terbuka tersebut,
namun Lee melanjutkan mengajar beladiri kepada orang-orang selain Cina.
Jeet Kune Do diciptakan pada tahun 1967 setelah
season pertama dari film Green Hornet selesai dibuat. Pertarungan
kontroversialnya dengan Wong Jack Man mempengaruhi pemahaman Lee mengenai
beladiri. Lee menyimpulkan kalau pertarungannya tersebut terlalu lama dan
wing chun-nya telah gagal meningkatkan potensi yang dia miliki. Lee memiliki
pandangan bahwa teknik-teknik beladiri tradisional terlalu kaku dan formal
untuk dipraktekan di dalam skenario pertarungan jalanan. Lee memutuskan untuk mengembangkan
suatu sistem yang menekankan pada ”praktikal, fleksibilitas, kecepatan dan
efisiensi”. Dia memulai dengan menggunakan metode-metode berbeda dalam latihan
seperti latihan beban untuk meningkatkan kekuatan, lari untuk meningkatkan daya
tahan, stretching untuk fleksibilitas tubuh dan berbagai latihan lain
yang dia adaptasi dari beladiri lain seperti anggar dan teknik dasar tinju.
Lee menekankan pada apa yang dia sebut sebagai “gaya
bertarung tanpa gaya”. Hal ini terdiri atas menyingkirkan pendekatan yang
terlalu formal dalam beladiri yang bersifat tradisional. Lee bahkan menganggap
kalau sistem Jun Fan Gungfu yang dia pelajari terlalu restictive, namun
kemudian berevolusi menjadi sebuah filosofi dan beladiri yang dia sebut Jeet
Kune Do atau “Jalan Memotong Serangan”. Penyebutan ini kemudian dia sesali
sendiri dikarenakan penyebutan ini menyiratkan parameter yang mengkonotasikan
gaya itu sendiri padahal beladiri itu sendiri tidak terbatas.
Nutrisi dan Latihan
Dengan tingginya yang 173 cm dan beratnya yang
64 kg, Lee terkenal akan latihan fisiknya yang keras dan dedikasinya terhadap
latihan semacam fitness sehingga dia menjadi sangat kuat. Setelah
pertarungannya dengan Wong Jack Man pada tahun 1965, Lee mengubah pendekatannya
dalam latihan beladiri. Lee menganggap kalau praktisi beladiri di eranya tidak
menghabiskan banyak waktu dalam latihan fisik. Lee memasukkan diantaranya elemen-elemen
dari fitness secara keseluruhan seperti kekuatan otot, daya tahan otot, daya
tahan kardiovaskular, dan kelenturan. Dia mencoba melakukan latihan-latihan
berbasis angkat beban untuk menambah masa ototnya. Walaupun begitu, Lee juga
menekankan untuk para praktisi supaya memiliki persiapan mental dan spiritual,
hal ini penting karena hal ini merupakan hal yang paling fundamental supaya
kita bisa sukses dalam melatih kemampuan fisik beladiri. Dalam Tao of Jeet
Kune Do, dia menulis:
“Latihan merupakan fase yang paling diabaikan
dalam olahraga. Terlalu banyak kita menghabiskan waktu kita dalam skill
(mungkin maksudnya teknik) dan terlalu sedikit dalam mengembangkan partisipasi
individual...JKD untungnya tidaklah memasalahkan mengenai hal-hal remah seperti
keindahan teknik, namun secara umum meningkatkan spiritualitas dan fisik dalam
tingkatan yang paling tinggi.”
Menurut Linda Lee Caldwell, segera setelah dia
pindah ke Amerika Serikat, Lee mempertimbangkan secara serius dalam penggunaan
nutrisi untuk tubuh dan mulai tertarik pada makanan-makanan kesehatan, minuman
berprotein tinggi, dan suplemen untuk meningkatkan vitamin dan mineral. Lee
menyimpulkan bahwa untuk memperoleh performa tubuh yang paling baik, dia tidak
bisa mengisi bahan bakar tubuhnya dengan makanan seperti Junk Food. Dengan
“bahan bakar” yang salah, tubuh akan berubah menjadi lemah dan melempem. Lee
juga menghindari makanan yang dipanggang dan makanan yang mengandung
tepung dan menjelaskan kalau makanan tersebut hanya menumpuk kalori yang tidak
diperlukan oleh tubuh.
Karir Berakting
Ayah dari Lee, Lee Hoi Chuen adalah bintang
opera Kanton yang terkenal. Karena hal ini, diperkenalkan pada film ketika dia
masih sangat muda dan muncul dalam beberapa film sebagai anak-anak. Lee
mendapat peran pertamanya sebagai bayi yang digendong dalam film Golden Gate
Girl. Ketika dia berusia 18 tahun, dia sudah muncul dalam 20 film.
Pada saat dia berada di Amerika Serikat pada
tahun 1959-1964, Lee meninggalkan karir filmnya dan lebih memilih berkarir
dalam beladiri. Walaupun begitu, eksebisi di Long Beach pada tahun 1964
membuatnya diundang oleh William Dozier untuk audisi pilot (episode perdana)
dari “Number One Son”. Filmnya sendiri tidak pernah ditayangkan, namun Lee
kemudian diundang untuk memainkan peran Kato bersama Van Williams dalam seri TV
Green Hornet. Acara televisi tersebut hanya bertahan selama satu season dari
1966-1967. Lee juga memainkan peran Kato dalam tiga episode crossover pada
film Batman. Hal ini kemudian diikuti dengan perannya sebagai bintang tamu
dalam 3 acara televisi yaitu Ironside (1967), Here Come The Brides (1969) dan
Blondie (1969). Pada saat itu, dua orang murid Lee merupakan penulis naskah
film-film Holywood yaitu Stirling Siliphant dan aktor James Coburn. Pada tahun
1969, ketiganya mengerjakan naskah pada film yang berjudul Silent Flute dan
bersama pergi ke lokasi perburuan di India.
Dikarenakan kekecewaannya pada peran-perannya
di Amerika, Lee kembali ke Hongkong. Tidak sadar kalau The Green Hornet telah
melejit dan sukses di Hongkong, dia
dikejutkan karena dia dikenal orang-orang di jalan sebagai orang yang
membintangi acara tersebut. Karena keterkenalannya tersebut, Golden Harvest dan
Shaw Brother Studio menegosiasikan peran Lee selanjutnya dan Lee kemudian
menandatangani kontrak sebagai bintang pada 2 film yang diproduksi Golden
Harvest. Lee memainkan peran pertamanya pada film The Big Boss (1971) dan
menjadikan film tersebut sebagai box office di sepanjang Asia dan membuatnya
menjadi sangat terkenal. Dia kemudian menjadi bintang kembali dalam fim “Fist
of Fury” yang mana film tersebut memecahkan rekor penjualan film-film box
office yang sebelumnya dikuasai oleh The Big Boss. Setelah menyelesaikan
kontrak selama 2 tahun dengan Golden Harest, Lee kemudian mendirikan perusahaan
sendiri yang bernama Concord Production Inc dengan Chow. Pada film ketiganya
Way of The Dragon, dia diberikan kendali penuh atas filmnya tersebut sebagai
penulis naskah, director, bintang dan koreografer dalam adegan pertarungan.
Pada tahun 1964, dalam demonstrasinya di Long Beach California, Lee bertemu
dengan Juara Karate Dunia Chuck Norris. Dalam film Way of The Dragon, Lee
memperkenalkan Norris pada peminat perfilman sebagai boss terakhir dalam
pertarungannya di Colosseum Roma. Pertarungan terakhirnya di film tersebut
dianggap sebagai salah satu adegan pertarungan Lee yang paling legendaris dan
salah satu adegan pertarungan yang paling diingat sepanjang sejarah perfilman
beladiri.
Pada akhir tahun 1972, Lee memulai peranannya
dalam film keempatnya di Golden Harvest yaitu Game of Death. Dia memulai
memfilmkan beberapa scene termasuk diantaranya adegan pertarungan antara
dirinya dan pemain basket Amerika Kareem Abdul-Jabbar, bekas muridnya. Produksinya
dihentikan ketika Warner Bross menawarkan Lee untuk membintangi Enter The
Dragon, film pertama yang dihasilkan dengan kerjasama antara Golden Harvest dan
Warner Bross. Pengambilan film dilaksankan di Hongkong pada Februari 1973. Namun,
beberapa bulan setelah Enter The Dragon diselesaikan, Lee meninggal. Enter The
Dragon kemudian menjadi salah satu film dengan pendapatan kotor terbesar dan
membuat Lee menjadi legenda. Pendapatan Enter The Dragon di seluruh dunia
mencapai $200 juta.
Kematian
Pada 10 Mei 1973, Lee roboh di studio Golden
Harvest Hongkong saat melakukan dubbing untuk film Enter The Dragon. Dikarenakan
menderita sakit kepala yang hebat, dia langsung dibawa ke Rumah Sakit Hongkong
Baptist Hospital dimana dia divonis dokter menderita Cerebral edema (pembengkakan volume otak dan penambahan cairan otak secara massif). Pihak rumah sakit mampu
mengurangi pembengkakan dengan pemberian manitol. Peristiwa yang sama kemudian
terjadi kembali di hari kematiannya.
Peninggalan
Lee secara pribadi hanya memberikan sertifikat
untuk mengajar pada 3 orang, Taki Kimura, James Yim Lee dan Dan Inosanto. Dan
Inosanto memegang Dan 3 dalam Jeet Kune Do sedangkan Taki Kimura memegang Dan
5. James Yim Lee juga memegang Dan 3 dalam Jun Fan Gungfu. Instruktur Jeet Kune
Do lain setelah kematian Lee biasanya memperoleh sertifikat mengajar dari Dan
Inosanto. Sebelum kematiannya, Lee menyuruh Dan Inosanto dan Taki Kimura untuk
membongkar sekolahnya (James Yim Lee meninggal pada tahun 1972). Mereka kemudian
diijinkan untuk mengajar di ruang kecil setelahnya dengan menekankan pada
‘tingginya kualitas, rendahnya kuantitas’. Bruce juga dikenal melatih
juara-juara Karate dunia seperti Chuck Norris, Joe Lewis dan Mike Stone. Di
tahun mereka dilatih oleh Lee, mereka pasti menjadi juara dunia. Di Jepang,
Junichi Okada merupakan orang yang mendapat sertifikat untuk mengajar Jeet Kune
Do di Jepang.
Kesanadan Beladiri
Bruce
Lee dilatih
dalam Taichi aliran Wu dan 12 set Jing Mo Tam Tui (mungkin Tantui yang
diajarkan di Chinwu). Selain itu, Lee juga diajarkan Choy Lee Fut, tinju ala
barat, Epee fencing (anggar), Judo, KUNGFU
Belalang Sembah (tanglangquan), hsing-i (xingyiquan) dan Jujitsu. Dalam
wing chun, sanadnya bisa disusun sebagai berikut: Ng Mui - Yim Wing chun - Leung
Bok-chau - Leung Lan-kwai - Wong Wah Bo - Leung Yee-tai - Leung Jan - Chan Wah-shun - Yip Man - Bruce Lee.
Pertarungan-Pertarungan Bruce Lee
1. Pada tahun 1958 dalam Kejuaraan Tinju
Amatir Antar Sekolah yang diadakan di 12 sekolah di seluruh Hongkong, Lee
menggunakan pukulan lurus dan jebakan Wing chun untuk mengalahkan 3 kali juara Gary
elms yang langsung K.O di tempat.
2. Ketika Bruce Lee bergabung dengan
“Harimau Pertigaan Jalan” salah satu gang Hongkong pada tahun 1959, dia banyak
terlibat dengan pertarungan jalanan. Pada 29 April , terjadi pertarungan di
atas atap. Saat Lee membuka jaketnya sebelum bertarung, tiba-tiba lawannya
langsung memukul Lee dan membuat mata Lee menghitam. Bruce Lee sangat marah dan langsung
meng-K.O orang tersebut. Tidak hanya itu, dia membuat tangan orang yang
menyerangnya tiba-tiba tersebut luka parah.
3. Di awal tahun 60-an, Lee melakukan
konfrontasi dengan orang yang telah memiliki dendam lama dengannya. Orang
tersebut merupakan pemegang sabuk hitam Judo yang berlatih dengan Lee di
Seattle. Lee akhirnya setuju untuk mengadakan pertarungan tiga ronde yang
masing-masing ronde terdiri atas 2 menit. Pemenang adalah orang yang berhasil meng-K.O
lawannya atau berhasil mengalahkan lawan tersebut di 2 dari 3 ronde yang telah
ditentukan. Lee memulai pertarungan dalam kuda-kuda wing chun sedangkan lawannya
menggunakan kuda-kuda karate. Lawannya tersebut kemudian melakukan tendangan
sembari berputar dan Lee langsung memukul mukanya. Lee kemudian menggunakan lengannya
untuk terus menahan serangan lawan. Sementara terus mengontrol garis tengah
(konsep wing chun), Lee memukul lawannya hingga dia terpojok di tembok. Ketika
musuhnya mencoba mencengkeram tangannya, Lee melakukan pukulan ganda ke kepala
dan dada lawannya tersebut disusul dengan tendangan ke hidungnya. Penantangnya
tersebut langsung roboh dan darah keluar dari hidungnya. Pertandingan langsung
dihentikan. Pertandingan ini dilangsungkan di YMCA setempat dan Ed Hart
merupakan pencatat waktunya. Ed Hart mengatakan, “Pertarungan berakhir tepat 11
detik - Aku tahu, pada saat itu aku yang bertugas mencatat waktu pertarungan
tersebut - dan Bruce memukul orang tersebut mungkin sebanyak kurang lebih 15x
dengan tendangan 1x. Kupikir dia akan membununya.”
0 komentar:
Post a Comment