LEGENDA KUNGFU: BRUCE LEE

Posted by



BRUCE LEE



Lee Jun Fan, atau biasa disebut Bruce Lee (27 November 1940-20 Juli 1973) adalah ahli beladiri yang dikenal secara luas sebagai bapak dari Mixed Martial Art (MMA). Dia merupakan ahli KUNGFU, aktor laga, dan juga pelatih beladiri. Selain itu, dia adalah seorang filmmaker dan juga pendiri beladiri Jeet kune do. Lee merupakan anak laki-laki dari bintang opera kanton Lee Hoi-Chuen dan dikenal luas oleh media, para kritikus, dan praktisi beladiri lain sebagai ahli beladiri paling berpengaruh sepanjang masa dan merupakan ikon kebudayaan di abad ke-20.

Lee dilahirkan di Chinatown, San Fransisco pada tanggal 27 November 1940 dan dibesarkan di Kowloon, Hongkong hingga mencapai usia remaja. Dia dikenalkan pada industri perfilman oleh ayahnya dan muncul dalam beberapa film sebagai aktor anak-anak. Pada usia 18 tahun, Lee pindah ke Amerika serikat supaya bisa melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Washington. Di masa-masa inilah, dia mulai mengajarkan beladiri yang dia telah pelajari.



Sebagai aktor laga, Lee terkenal dalam perannya di film The Big Boss (1971), Fist of Fury (1972), Way of the Dragon (1972), Enter the Dragon (1973) dan The Game of Death (1973). Lee menjadi ikon penting beladiri di seluruh dunia, terutama di antara orang-orang Cina karena dia menunjukkan semangat nasionalisme di film-filmnya. 

Pada awalnya, dia berlatih Wingchun dan tinju. Namun kemudian dia menolak  untuk secara khusus mengkiblatkan dirinya pada beladiri tertentu dan lebih memilih menggunakan berbagai teknik beladiri dari berbagai disiplin beladiri. Dia menyebut semangat dan filosofi beladiri yang dia anut tersebut dengan sebutan  Jeet Kune Do (Jalan Memotong Serangan). Lee secara umum memiliki 2 kewarganegaraan yaitu Hongkong dan Amerika Serikat. Dia meninggal di Kowloon Tong pada 20 Juli 1973 pada usia 32 tahun.

Awal Kehidupan

Bruce Lee dilahirkan pada tanggal 27 November 1940 di Chinese Hospital di Chinatown, San Fransisco. Menurut zodiak Cina, Lee lahir di jam dan tahun naga yang mana menurut tradisi merupakan pertanda baik dan berkah besar.

Ayah Lee, Lee Hoi-chuen merupakan orang Cina Han sedangkan ibunya Grace Ho merupakan blasteran ras Cina dan Kaukasia (Indo). Bruce merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Lee dan orang tuanya kembali ke rumahnya di Hongkong saat dia berusia 3 bulan. 

Ayah Bruce, Lee Hoi Chuen merupakan orang Cina berkebangsaan Han sedangkan ibunya Grace Ho merupakan setengah Cina dan setengah Kaukasia. Ibunya merupakan anak Ho Komtong (Ho Gumtong) dan merupakan keponakan dari Sir Robert Ho-tung yang merupakan pebisnis dan filantropis yang terkenal di Hongkong. 

Grace Ho (kiri), Lee Hoi Chuen (kanan) dan Bruce Lee saat masih bayi (tengah)
Bruce merupakan anak keempat dari lima bersaudara yaitu Phoebe Lee, Agnes Lee, Peter Lee dan Robert Lee. Lee dan orang tuanya kembali ke Hongkong dari Amerika saat dia masih berusia 3 bulan. 

Nama

Nama ala Kanton Bruce Lee saat dia  dilahirkan adalah Lee Jun Fan. Penyebutan namanya tersebut berhomopon (memiliki bunyi suara yang sama) dengan kata lain yang bermakna “kembali lagi”. Nama ini diberikan oleh ibunya yang merasa kalau Bruce akan kembali lagi ke Amerika Serikat ketika dia sudah dewasa. Karena pribadi ibunya yang memiliki sifat percaya pada hal-hal yang bersifat takhayul, dia dinamai Sai Fon yang merupakan nama feminim yang berarti “phoenix kecil”. Nama english Lee yaitu ‘Bruce’, diperkirakan diberikan oleh dokter rumah sakit yang bernama Dr. Mary Glover.      

Lee memiliki 3 nama lain yaitu Li Yuanxin, nama klan yaitu Li Yuanjian yang dia gunakan saat sekolah di La Salle College, dan nama panggungnya saat dia bermain film yaitu Lee Xiaolong (Xiaolong berarti naga kecil). 

Keluarga

Ayah Lee yaitu Lee Hoi Chuen merupakan salah satu aktor terkenal pagelaran opera dan bintang film terkenal saat itu. Tepat sebelum invasi Jepang ke Hongkong, dia bersama keluarganya menjalani tur keliling untuk bermain opera. Lee Hoi Chuen bahkan melakukan tur ke Amerika Serikat dan sempat melakukan beberapa pertunjukan opera ke beberapa komunitas pecinan setempat. 

Walaupun banyak teman-temannya yang tinggal di Amerika, Lee Hoi Chuen kembali ke Hongkong setelah Bruce Lee dilahirkan. Sebulan setelah dia tiba di Hongkong, Jepang melakukan invasi terhadap wilayah tersebut dan Bruce Lee hidup selama 3 tahun 8 bulan di bawah pendudukan Jepang. Setelah perang berakhir, Lee Hoi Chuen melanjutkan karir aktingnya dan dia berhasil menjadi aktor yang sangat populer di masa pembangunan Hongkong pasca perang. 

Ibu dari Lee, Grace Ho merupakan salah satu anggota klan yang terkaya dan paling berkuasa di Hongkong yaitu klan Ho tung. Beliau merupakan keponakan dari Sir Robert Ho-tung, orang indo yang merupakan kepala klan tersebut. Dengan keadaan tersebut, saat masih muda Bruce Lee tumbuh di keluarga yang makmur dan istimewa. Walaupun memiliki keuntungan atas status keluarganya, lingkungan tempat Lee tinggal merupakan lingkungan padat penduduk, berbahaya dan penuh dengan rivalitas geng-geng di dalamnya. Hal ini dikarenakan pada saat itu terjadi revolusi komunis di Cina sehingga banyak orang-orang daratan yang mengungsi ke Hongkong yang saat itu merupakan koloni kesayangan Inggris. 
Setelah Lee terlibat dengan beberapa pertarungan jalanan di lingkungannya tersebut, orang tuanya memutuskan kalau Lee harus dilatih beladiri. Lee pertama kali diperkenalkan kepada beladiri melalui ayahnya dimana dia diajari dasar-dasar dari Taichi aliran Wu.
 
Yip Man dan Bruce Lee sedang melakukan Chi Sao
Wing Chun

Pengaruh terbesar dalam perkembangan kemampuan beladiri Lee adalah studinya terhadap KUNGFU wing chun. Lee mulai belajar wing chun di usianya yang beranjak 16 tahun di bawah ahli wing chun terkenal Yip Man pada tahun 1957 setelah kekalahannya melawan gang rivalnya. Kelas umum Yip Man umumnya terdiri atas latihan jurus, chi sao, teknik-teknik menyerang pada boneka kayu (Muk Yan Cong), dan sparring bebas. Yip mencegah murid-muridnya untuk bertarung di jalanan dan mendorong mereka jika ingin bertarung supaya bertarung di pertandingan yang telah diorganisir. 
Setelah setahun Bruce Lee mempelajari Wing Chun, kebanyakan murid-murid Yip Man menolak untuk berlatih dengan Lee setelah mereka tahu kalau Lee memiliki darah campuran (seperempat eropa). Hal ini dikarenakan pada waktu itu orang-orang Cina umumnya menentang untuk mengajarkan KUNGFU kepada non-Asia. Partner sparring Lee (Hawkin Cheung) menyatakan, “Mungkin kurang dari 6 orang di seluruh Klan Wing chun yang belajar secara pribadi atau bahkan beberapa kali belajar kepada Yip Man. Walau begitu, Lee menunjukkan ketertarikan yang besar pada wing chun dan melanjutkan latihannya secara pribadi dengan Yip Man dan Wong Sheun Leung."

 Wan Kam Leung yang merupakan murid Wong Sheun Leung menyaksikan sendiri pertarungan persahabatan antara Lee dan Wong dan mencatat tingginya kecepatan dan ketepatan tendangan Lee. Lee melanjutkan studinya kepada Wong Sheun Leung setelah kembali ke Hongkong setelah sebelumnya dia tinggal di Amerika. 

Meninggalkan Hongkong
Setelah menempuh pendidikan di Sekolah Tak Sun (beberapa blok dari rumahnya 218 Nathan Road, Kowloon), Lee memasuki divisi SD di La Salle College pada usia 12 tahun. Pada tahun 1956, dikarenakan performa akademiknya yang buruk (dan kemungkinan karena tingkah lakunya juga), dia dipindahkan ke St. Francis Xavier College (SMA). Dimana dia dibimbing oleh Saudara Edward, guru dan pelatihnya di tim tinju sekolah. 
Di musim semi 1959, Lee terlibat lagi dalam pertarungan jalanan sehingga melibatkan polisi. Di akhir masa remajanya, pertarungan Lee di jalanan menjadi lebih sering terjadi dan bahkan dia menghajar anak dari keluarga TRIAD yang ditakuti (TRIAD merupakan mafia seperti yakuza-nya Jepang). Demi keamanan putranya, orang tua Lee memutuskan kalau Lee harus meninggalkan Hongkong dan tinggal di jalan-jalan Amerika yang lebih aman dan
Lee dalam sebuah film saat usianya 18 tahu
sehat. Orang tuanya mengkonfirmasi ketakutan polisi yang menangkap Lee karena kali ini dikarenakan Lee menghajar orang yang memiliki latar organisasi kriminal di belakangnya. Sehingga dikhawatirkan ada kemungkinan kalau nyawa Lee terancam. 
Detektif polisi tersebut datang ke kediaman keluarga Lee dan mengatakan, “Maafkan saya Tuan Lee (Lee Hoi Chuen), kali ini anak anda benar-benar mengalami perkelahian yang buruk. Jika sekali lagi dia terlibat pertarungan, saya mungkin harus memasukkannya ke penjara.” (atas kesaksian Robert lee)
Pada april 1959, orangtua Lee memutuskan untuk mengirimkannya ke Amerika Serikat dan tinggal bersama kakaknya Agnes Lee yang tinggal dengan keluarga temannya di San Fransisco. 

Hidup Baru di Amerika

Pada usia 18 tahun, Lee kembali ke Amerika Serikat dengan uang $100 di saku celananya. Setelah hidup di San Francisco selama beberapa bulan, dia pindah ke Seattle untuk melanjutkan pendidikan SMA-nya. Di Seattle dia juga bekerja di sana sebagai pelayan pengganti di restauran milik Ruby Chow. Suami dari Chow merupakan rekan kerja dan teman baik dari Lee Hoi Chuen. Saudaranya Bruce, Peter Lee kemudian ikut bersamanya di Seattle. Namun tidak lama kemudian, dia pindah ke Minnesota untuk bersekolah. Pada tahun 1960, Lee menyelesaikan jenjang SMA-nya dan meraih gelar diploma di Edison Technical School (sekarang Seattle Central Community College, yang berlokasi di Capitol Hiil, Seattle). 
Pada maret 1961, Lee mendaftarkan diri untuk berkuliah di Universitas Washington, dengan jurusan drama menurut informasi asosiasi alumni universitas. Hal ini berbeda dengan pernyataan Lee dan teman-temannya yang mengatakan kalau dirinya kuliah di jurusan Filsafat. Selain belajar filsafat, Lee juga belajar psikologi dan berbagai subjek lain. Di universitas inilah, Lee bertemu dengan istrinya di masa depan Linda Emery yang kemudian dia nikahi pada 1964. Dari Linda, dia memiliki 2 orang anak yaitu Brandon Lee (1965-1993) dan Shannon Lee (dilahirkan tahun 1969). 

Karir Beladiri

Jun Fan Gungfu

Lee mulai mengajar di Amerika Serikat pada tahun 1959. Dia menyebut apa yang diajarkan sebagai Jun Fan Gungfu (secara harfiah berarti KUNGFU-nya Lee Jun Fan) yang pada dasarnya beladiri dengan pendekatan KUNGFU Wing chun. Lee mengajarkan beladiri tersebut pada teman-temannya seperti praktisi Judo Jesse Glover yang kemudian mengajarkan beberapa teknik awal Lee. Taki Kimura menjadi asisten pelatih Lee yang pertama dan melanjutkan mengajarkan seni dan cara berfikir Lee setelah kematiannya. Lee membuka sekolah beladirinya dengan nama Jun Fan Gungfu School di Seattle. 

Lee di DO dari perkuliahannya pada musim semi 1964 dan pindah ke Oakland. Dia tinggal di sana bersama James Yim Lee yang 20 tahun lebih tua darinya. James Lee sendiri merupakan ahli KUNGFU terkenal di area tersebut. Bersama Lee, dia mendirikan sekolah Jun Fan Gungfu kedua di studio beladiri di Oakland. James Lee pulalah yang memperkenalkannya pada Ed Parker ahli beladiri asal Amerika yang juga merupakan penyelenggara dari Long Beach International Karate Championship tempat dimana Lee ditemukan oleh “Holywood”. 

Long Beach International Karate Championship

 
Demonstrasi Bruce Lee di International Karate Long Beach Tournament 1967

Atas undangan dari Ed Parker, Lee muncul di Long Beach International Karate Championship dan mendemonstrasikan push-up menggunakan 2 jari (menggunakan jempol dan telunjuk) dengan rentang kaki hampir sama dengan lebar bahunya. Di event ini, Lee juga mendemonstrasikan pukulan 1 inci (One Inch punch). Pukulan 1 inci ini dilakukan dengan Lee berdiri tegak, kaki kanannya berada di depan dengan lutut agak sedikit ditekuk. Partner demonstrasinya berdiri di depannya. Tangan kanan Lee kemudian agak diulurkan dengan kepalan tangannya berada sekitar 1 inci di depan dada partner demonstrasinya. Tanpa menarik tangannya, Lee kemudian mengirimkan pukulan ke arah partnernya, membuat partnernya tersebut terlempar dan langsung terduduk di atas kursi yang ada di belakangnya. Kursi ini berguna untuk menghindari partnernya dari cedera akibat momentum saat terlempar. Orang yang menjadi sukarelawan dengan menjadi partner demonstrasinya tersebut yanb bernama Bob Baker dari Stockton California, mengatakan “Aku mengatakan pada Bruce untuk tidak melakukan demonstrasi seperti ini lagi. Ketika dia memukulku terakhir kali, aku harus tinggal di rumah dan tidak bekerja untuk sementara waktu karena rasa sakitnya tidak tertahankan.”

Pada kejuaraan 1964 tersebut, Lee bertemu dengan ahli Taekwondo Jhon Goo Ree. Keduanya menjadi sahabat baik, yang mana hal ini secara tidak langsung sangat menguntungkan mereka berdua sebagai ahli beladiri. Rhee mengajarkan Lee tendangan samping (sidekick) dan Lee mengajarkan Rhee pukulan “non-telegrafik”. 

Lee muncul pada Long Beach International Karate Championship pada tahun 1967 dan mendemonstrasikan berbagai teknik, termasuk diantaranya “pukulan tak terhentikan” di hadapan Juara Karate Dunia versi USKA Vic Moore. Lee mengatakan pada Moore kalau dia akan melakukan pukulan lurus ke arah mukanya dan menginstruksikannya untuk berusaha memblok pukulan tersebut. Lee mundur beberapa langkah dan bertanya pada Moore atas kesiapannya. Ketika Moore mengangguk sebaga tanda kesiapan, Lee maju hingga dia mencapai jarak serang ideal. Dia kemudian mengeksekusi pukulan lurus langsung ke arah muka Moore dan berhenti tepat sebelum terjadinya kontak. Dalam 8 percobaan, tidak sekalipun Moore mampu menahan pukulan Lee tersebut. 

Pertarungan dengan Wong Jack Man

Di Oakland, California 1964, Lee memiliki pertarungan pribadi kontroversial dengan Wong Jack man yang merupakan murid dari Ma Ki Fung yang terkenal akan penguasaanya dalam KUNGFU Shaolin utara, Xingyiquan dan Taijiquan. Menurut Lee, komunitas pecinaan setempat mengultimatum Lee untuk menghentikan aktivitasnya dikarenakan dia mengajarkan KUNGFU kepada orang asing selain Cina. Ketika dia menolak hal tersebut, dia ditantang untuk bertarung melawan Wong. Dalam pertarungan tersebut terdapat perjanjian yang menyatakan bahwa jika Lee kalah, maka dia harus menutup sekolah beladirinya, sementara jika dia menang maka dia bebas untuk mengajarkan KUNGFU kepada siapapun. Walau begitu, Wong membantah pernyataan Lee dan mengatakan kalau dia bertarung melawan Lee setelah Lee membuka tantangan terbuka terhadap khalayak umum dalam salah satu demonstrasi Lee di Teater Chinatown dan Wong sendiri tidak mempermasalahkan Lee yang mengajarkan KUNGFU Cina kepada orang selain Cina. Lee mengatakan bahwa kertas perjanjian yang diberikan kepadanya semuanya memiliki seluruh nama Shifu (ahli KUNGFU) yang terdapat di Chinatown namun hal itu tidak membuatnya takut. 

Orang yang tercatat menyaksikan pertarungan tersebut antara lain Cadwell, James Lee dan William Chen seorang ahli KUNGFU Taijiquan. Wong dan salah satu penonton William Chen mengatakan kalau pertandingan tersebut berlangsung dengan durasi yang tidak biasa yaitu 20 menit. Sedangkan menurut Linda Lee, Cadwell dan James Lee pertandingan berakhir dalam waktu kurang lebih 3 menit dengan kemenangan telak untuk Lee.

 “Pertarungan dilakukan dengan tangan kosong dan tanpa aturan, memakan waktu sekitar 3 menit. Bruce berhasil membuat orang tersebut terjatuh ke lantai, dan mengatakan ‘apa kau menyerah?’ dan orang tersebut mengatakan dia menyerah.”-Linda Lee Cadwell. 

Wong Jack Man mempublikasikan terjadinya pertarungan tersebut dengan versinya sendiri di Mingguan Pasifik Cina, Koran berbahasa Cina yang diterbitkan di San Francisco. Artikel pada surat kabar tersebut juga berisi tantangan terbuka untuk melakukan pertarungan kembali melawan Lee apabila Lee tidak setuju dengan pernyataannya tersebut. Lee tidak membalas artikel Wong tersebut dan tidak ada kelanjutan apapun dari tantangan terbuka tersebut, namun Lee melanjutkan mengajar beladiri kepada orang-orang selain Cina. 

Jeet Kune Do
Lambang dari Jeet Kune Do

Jeet Kune Do diciptakan pada tahun 1967 setelah season pertama dari film Green Hornet selesai dibuat. Pertarungan kontroversialnya dengan Wong Jack Man mempengaruhi pemahaman Lee mengenai beladiri. Lee menyimpulkan kalau pertarungannya tersebut terlalu lama dan wing chun-nya telah gagal meningkatkan potensi yang dia miliki. Lee memiliki pandangan bahwa teknik-teknik beladiri tradisional terlalu kaku dan formal untuk dipraktekan di dalam skenario pertarungan jalanan. Lee memutuskan untuk mengembangkan suatu sistem yang menekankan pada ”praktikal, fleksibilitas, kecepatan dan efisiensi”. Dia memulai dengan menggunakan metode-metode berbeda dalam latihan seperti latihan beban untuk meningkatkan kekuatan, lari untuk meningkatkan daya tahan, stretching untuk fleksibilitas tubuh dan berbagai latihan lain yang dia adaptasi dari beladiri lain seperti anggar dan teknik dasar tinju. 

Lee menekankan pada apa yang dia sebut sebagai “gaya bertarung tanpa gaya”. Hal ini terdiri atas menyingkirkan pendekatan yang terlalu formal dalam beladiri yang bersifat tradisional. Lee bahkan menganggap kalau sistem Jun Fan Gungfu yang dia pelajari terlalu restictive, namun kemudian berevolusi menjadi sebuah filosofi dan beladiri yang dia sebut Jeet Kune Do atau “Jalan Memotong Serangan”. Penyebutan ini kemudian dia sesali sendiri dikarenakan penyebutan ini menyiratkan parameter yang mengkonotasikan gaya itu sendiri padahal beladiri itu sendiri tidak terbatas.

Nutrisi dan Latihan

Dengan tingginya yang 173 cm dan beratnya yang 64 kg, Lee terkenal akan latihan fisiknya yang keras dan dedikasinya terhadap latihan semacam fitness sehingga dia menjadi sangat kuat. Setelah pertarungannya dengan Wong Jack Man pada tahun 1965, Lee mengubah pendekatannya dalam latihan beladiri. Lee menganggap kalau praktisi beladiri di eranya tidak menghabiskan banyak waktu dalam latihan fisik. Lee memasukkan diantaranya elemen-elemen dari fitness secara keseluruhan seperti kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskular, dan kelenturan. Dia mencoba melakukan latihan-latihan berbasis angkat beban untuk menambah masa ototnya. Walaupun begitu, Lee juga menekankan untuk para praktisi supaya memiliki persiapan mental dan spiritual, hal ini penting karena hal ini merupakan hal yang paling fundamental supaya kita bisa sukses dalam melatih kemampuan fisik beladiri. Dalam Tao of Jeet Kune Do, dia menulis:

“Latihan merupakan fase yang paling diabaikan dalam olahraga. Terlalu banyak kita menghabiskan waktu kita dalam skill (mungkin maksudnya teknik) dan terlalu sedikit dalam mengembangkan partisipasi individual...JKD untungnya tidaklah memasalahkan mengenai hal-hal remah seperti keindahan teknik, namun secara umum meningkatkan spiritualitas dan fisik dalam tingkatan yang paling tinggi.”

Menurut Linda Lee Caldwell, segera setelah dia pindah ke Amerika Serikat, Lee mempertimbangkan secara serius dalam penggunaan nutrisi untuk tubuh dan mulai tertarik pada makanan-makanan kesehatan, minuman berprotein tinggi, dan suplemen untuk meningkatkan vitamin dan mineral. Lee menyimpulkan bahwa untuk memperoleh performa tubuh yang paling baik, dia tidak bisa mengisi bahan bakar tubuhnya dengan makanan seperti Junk Food. Dengan “bahan bakar” yang salah, tubuh akan berubah menjadi lemah dan melempem.  Lee  juga menghindari makanan yang dipanggang dan makanan yang mengandung tepung dan menjelaskan kalau makanan tersebut hanya menumpuk kalori yang tidak diperlukan oleh tubuh. 

Karir Berakting

Ayah dari Lee, Lee Hoi Chuen adalah bintang opera Kanton yang terkenal. Karena hal ini, diperkenalkan pada film ketika dia masih sangat muda dan muncul dalam beberapa film sebagai anak-anak. Lee mendapat peran pertamanya sebagai bayi yang digendong dalam film Golden Gate Girl. Ketika dia berusia 18 tahun, dia sudah muncul dalam 20 film. 

Pada saat dia berada di Amerika Serikat pada tahun 1959-1964, Lee meninggalkan karir filmnya dan lebih memilih berkarir dalam beladiri. Walaupun begitu, eksebisi di Long Beach pada tahun 1964 membuatnya diundang oleh William Dozier untuk audisi pilot (episode perdana) dari “Number One Son”. Filmnya sendiri tidak pernah ditayangkan, namun Lee kemudian diundang untuk memainkan peran Kato bersama Van Williams dalam seri TV Green Hornet. Acara televisi tersebut hanya bertahan selama satu season dari 1966-1967. Lee juga memainkan peran Kato dalam tiga episode crossover pada film Batman. Hal ini kemudian diikuti dengan perannya sebagai bintang tamu dalam 3 acara televisi yaitu Ironside (1967), Here Come The Brides (1969) dan Blondie (1969). Pada saat itu, dua orang murid Lee merupakan penulis naskah film-film Holywood yaitu Stirling Siliphant dan aktor James Coburn. Pada tahun 1969, ketiganya mengerjakan naskah pada film yang berjudul Silent Flute dan bersama pergi ke lokasi perburuan di India. 

Dikarenakan kekecewaannya pada peran-perannya di Amerika, Lee kembali ke Hongkong. Tidak sadar kalau The Green Hornet telah melejit dan sukses di Hongkong, dia dikejutkan karena dia dikenal orang-orang di jalan sebagai orang yang membintangi acara tersebut. Karena keterkenalannya tersebut, Golden Harvest dan Shaw Brother Studio menegosiasikan peran Lee selanjutnya dan Lee kemudian menandatangani kontrak sebagai bintang pada 2 film yang diproduksi Golden Harvest. Lee memainkan peran pertamanya pada film The Big Boss (1971) dan menjadikan film tersebut sebagai box office di sepanjang Asia dan membuatnya menjadi sangat terkenal. Dia kemudian menjadi bintang kembali dalam fim “Fist of Fury” yang mana film tersebut memecahkan rekor penjualan film-film box office yang sebelumnya dikuasai oleh The Big Boss. Setelah menyelesaikan kontrak selama 2 tahun dengan Golden Harest, Lee kemudian mendirikan perusahaan sendiri yang bernama Concord Production Inc dengan Chow. Pada film ketiganya Way of The Dragon, dia diberikan kendali penuh atas filmnya tersebut sebagai penulis naskah, director, bintang dan koreografer dalam adegan pertarungan. Pada tahun 1964, dalam demonstrasinya di Long Beach California, Lee bertemu dengan Juara Karate Dunia Chuck Norris. Dalam film Way of The Dragon, Lee memperkenalkan Norris pada peminat perfilman sebagai boss terakhir dalam pertarungannya di Colosseum Roma. Pertarungan terakhirnya di film tersebut dianggap sebagai salah satu adegan pertarungan Lee yang paling legendaris dan salah satu adegan pertarungan yang paling diingat sepanjang sejarah perfilman beladiri. 

Pada akhir tahun 1972, Lee memulai peranannya dalam film keempatnya di Golden Harvest yaitu Game of Death. Dia memulai memfilmkan beberapa scene termasuk diantaranya adegan pertarungan antara dirinya dan pemain basket Amerika Kareem Abdul-Jabbar, bekas muridnya. Produksinya dihentikan ketika Warner Bross menawarkan Lee untuk membintangi Enter The Dragon, film pertama yang dihasilkan dengan kerjasama antara Golden Harvest dan Warner Bross. Pengambilan film dilaksankan di Hongkong pada Februari 1973. Namun, beberapa bulan setelah Enter The Dragon diselesaikan, Lee meninggal. Enter The Dragon kemudian menjadi salah satu film dengan pendapatan kotor terbesar dan membuat Lee menjadi legenda. Pendapatan Enter The Dragon di seluruh dunia mencapai $200 juta. 

Kematian

Pada 10 Mei 1973, Lee roboh di studio Golden Harvest Hongkong saat melakukan dubbing untuk film Enter The Dragon. Dikarenakan menderita sakit kepala yang hebat, dia langsung dibawa ke Rumah Sakit Hongkong Baptist Hospital dimana dia divonis dokter menderita Cerebral edema (pembengkakan volume otak dan penambahan cairan otak secara massif). Pihak rumah sakit mampu mengurangi pembengkakan dengan pemberian manitol. Peristiwa yang sama kemudian terjadi kembali di hari kematiannya. 

Peninggalan

Lee secara pribadi hanya memberikan sertifikat untuk mengajar pada 3 orang, Taki Kimura, James Yim Lee dan Dan Inosanto. Dan Inosanto memegang Dan 3 dalam Jeet Kune Do sedangkan Taki Kimura memegang Dan 5. James Yim Lee juga memegang Dan 3 dalam Jun Fan Gungfu. Instruktur Jeet Kune Do lain setelah kematian Lee biasanya memperoleh sertifikat mengajar dari Dan Inosanto. Sebelum kematiannya, Lee menyuruh Dan Inosanto dan Taki Kimura untuk membongkar sekolahnya (James Yim Lee meninggal pada tahun 1972). Mereka kemudian diijinkan untuk mengajar di ruang kecil setelahnya dengan menekankan pada ‘tingginya kualitas, rendahnya kuantitas’. Bruce juga dikenal melatih juara-juara Karate dunia seperti Chuck Norris, Joe Lewis dan Mike Stone. Di tahun mereka dilatih oleh Lee, mereka pasti menjadi juara dunia. Di Jepang, Junichi Okada merupakan orang yang mendapat sertifikat untuk mengajar Jeet Kune Do di Jepang.

Kesanadan Beladiri

Bruce Lee dilatih dalam Taichi aliran Wu dan 12 set Jing Mo Tam Tui (mungkin Tantui yang diajarkan di Chinwu). Selain itu, Lee juga diajarkan Choy Lee Fut, tinju ala barat, Epee fencing (anggar), Judo, KUNGFU Belalang Sembah (tanglangquan), hsing-i (xingyiquan) dan Jujitsu. Dalam wing chun, sanadnya bisa disusun sebagai berikut: Ng Mui - Yim Wing chun - Leung Bok-chau - Leung Lan-kwai - Wong Wah Bo - Leung Yee-tai - Leung Jan -  Chan Wah-shun - Yip Man - Bruce Lee

Pertarungan-Pertarungan Bruce Lee

1.   Pada tahun 1958 dalam Kejuaraan Tinju Amatir Antar Sekolah yang diadakan di 12 sekolah di seluruh Hongkong, Lee menggunakan pukulan lurus dan jebakan Wing chun untuk mengalahkan 3 kali juara Gary elms yang langsung K.O di tempat.

2.  Ketika Bruce Lee bergabung dengan “Harimau Pertigaan Jalan” salah satu gang Hongkong pada tahun 1959, dia banyak terlibat dengan pertarungan jalanan. Pada 29 April , terjadi pertarungan di atas atap. Saat Lee membuka jaketnya sebelum bertarung, tiba-tiba lawannya langsung memukul Lee dan membuat mata Lee menghitam. Bruce Lee sangat marah dan langsung meng-K.O orang tersebut. Tidak hanya itu, dia membuat tangan orang yang menyerangnya tiba-tiba tersebut luka parah. 

3.   Di awal tahun 60-an, Lee melakukan konfrontasi dengan orang yang telah memiliki dendam lama dengannya. Orang tersebut merupakan pemegang sabuk hitam Judo yang berlatih dengan Lee di Seattle. Lee akhirnya setuju untuk mengadakan pertarungan tiga ronde yang masing-masing ronde terdiri atas 2 menit. Pemenang adalah orang yang berhasil meng-K.O lawannya atau berhasil mengalahkan lawan tersebut di 2 dari 3 ronde yang telah ditentukan. Lee memulai pertarungan dalam kuda-kuda wing chun sedangkan lawannya menggunakan kuda-kuda karate. Lawannya tersebut kemudian melakukan tendangan sembari berputar dan Lee langsung memukul mukanya. Lee kemudian menggunakan lengannya untuk terus menahan serangan lawan. Sementara terus mengontrol garis tengah (konsep wing chun), Lee memukul lawannya hingga dia terpojok di tembok. Ketika musuhnya mencoba mencengkeram tangannya, Lee melakukan pukulan ganda ke kepala dan dada lawannya tersebut disusul dengan tendangan ke hidungnya. Penantangnya tersebut langsung roboh dan darah keluar dari hidungnya. Pertandingan langsung dihentikan. Pertandingan ini dilangsungkan di YMCA setempat dan Ed Hart merupakan pencatat waktunya. Ed Hart mengatakan, “Pertarungan berakhir tepat 11 detik - Aku tahu, pada saat itu aku yang bertugas mencatat waktu pertarungan tersebut - dan Bruce memukul orang tersebut mungkin sebanyak kurang lebih 15x dengan tendangan 1x. Kupikir dia akan membununya.”      
     
   


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 01:33

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ARTIKEL LAINNYA

Powered by Blogger.

Footer 3

Footer1

FOOTER 2