PENUTURAN GRACE WU ATAS KAKEKNYA WANG ZIPING (2)

Posted by



Pergi ke rumah kakek merupakan hal yang besar untuk aku dan kakakku. Hal itu dikarenakan kami tidak hanya ke sana untuk bertemu kakek dan nenek, namun juga untuk bermain bersama ayah dan ibu, karena selama seminggu ibu dan ayah sangat sibuk bekerja. Di kemudian hari, saya menyadari bahwa kesibukan ayah dan ibu ini dikarenakan mereka memperoleh pencapaian yang tinggi dalam karir mereka. Ayahku adalah Wu Chengde adalah seorang chairman termuda di baik itu departemen Rumah Sakit Longhua, ataupun Shanghai Traditional Chinese Medicine College. Tim wushu yang beliau pimpin adalah juara nasional Cina di tingkat universitas hampir setiap tahun. 


Ibuku adalah professor di bidang wushu di Institusi Pendidikan Jasmani Shanghai, dan merupakan pelatih dari tim wushu dan tim panahan. Selain itu, beliau merupakan wasit nasional wushu dan panahan bersertifikat pertama di kalangan wanita di Cina. Ibuku terkenal di kalangan khalayak ramai sebagai orator hebat yang memiliki suara khas, serta memiliki pengetahuan kungfu yang luas. Melihat kedua anaknya menirukan apa yang ibunya lakukan merupakan hal yang sangat menghibur bagi ibuku. Setiap kali kami pulang ke rumah dari sebuah even beladiri, aku dan kakakku akan berpura-pura sebagai MC: “Kontestan selanjutnya Wu Xiaogao”, dan aku kemudian akan maju ke depan, melakukan penghormatan dengan memajukan kepalan dan telapak tangan, lalu kemudian melakukan sikap busur panah (Gong Bu) ataupun menahan kaki di samping kepala, lalu kemudian kakakku bergantian melakukan hal yang sama sedangkan aku menjadi MC-nya. Tentu saja, kami tidak terlalu tahu tentang apa yang kami lakukan hingga beberapa tahun kemudian, ibu mengatakannya. 


REVOLUSI BUDAYA

Semua tahun-tahun menyenangkan yang aku alami bersama ayah, ibu dan kakek tiba-tiba berubah ketika revolusi budaya terjadi. Semuanya menjadi sangat berbeda. Apa yang disebut “kehilangan” benar-benar aku rasakan. Hanya dalam semalam, semua barang yang ada di rumah kami lenyap. Aku dan kakakku tidak bisa ke sekolah dikarenakan sekolah diliburkan sementara. Kedua orangtuaku kehilangan haknya untuk berlatih dan mempraktekkan apa yang mereka tekuni. Nenek Wang terkena serangan jantung ketika tentara merah menggedor pintu rumahnya, membuatnya meninggal seketika. Ibuku kehilangan ibunya untuk selamanya. Kakek harus meninggalkan praktek pengobatan dan tidak boleh lagi mengajar beladiri. Tidak ada seorangpun di keluarga kami yang mempunyai uang mengingat semua akun kami di bank di bekukan dan gaji kami dipotong atau bahkan dihilangkan.

Dikarenakan revolusi budaya menjadikan kami (anak-anak) harus mengkritiK ayah dan kakek kami yang terkenal di depan umum seperti apa yang tentara merah lakukan, semua keluarga jauh, anak dan cucu mulai menjauhi kakek satu persatu dan bahkan melupakan untuk merawatnya. Orang tuaku tidak tahan melihat kakek ditahan di dalam rumah sepanjang hari tanpa seorangpun merawatnya. Dan bahkan saat mereka bekerja, mereka tidak tahu bagaimana keadaan kakek. Maka di suatu malam setelah kami makan bersama, orang tuaku memanggilku dan berbisik kepadaku. “Kami tahu engkau bahkan belum 10 tahun, tapi cuma kamu yang bisa kami kirim ke sana”, ujar ayahku sambil mengusap bahuku. 

Ibuku kemudian berbicara, “Kakek sangat menyukaimu. Ingat, ketika kamu menginap di sana dan membersihkan cangkir kakekmu padahal kakek memiliki pembantu di rumahnya, dan beliau kemudian berkata,’Aku menyukai anak ini dan aku sangat ingin kalau dia lebih lama berada di sini.’ Aku akan ke sana (rumah Wang Ziping) besok bersamamu.”

“Apa yang harus aku lakukan di sana?” Ibuku menjawab “Kamu hanya perlu menemaninya. Apabila kakekmu membutuhkan sesuatu, kamu bisa melakukan sesuatu untuknya atau pulang ke rumah dan beritahu kami apa yang kakekmu butuhkan.”

Di hari berikutnya, aku pergi bersama orang tuaku untuk menemui kakekku. Aku bisa mengatakan kalau beliau sangat senang melihatku. Sayangnya, aku tidak mengerti apa yang kakekku katakan karena beliau bicara dalam dialek yang berbeda. Namun, masa itu merupakan permulaan dari hari-hari terbaik dalam hidupku. 

     


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 01:22

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ARTIKEL LAINNYA

Powered by Blogger.

Footer 3

Footer1

FOOTER 2