PENUTURAN GRACE WU ATAS KAKEKNYA WANG ZIPING (3)

Posted by



TINGGAL DENGAN WANG ZIPING
“Kakekku Wang Ziping (lih. LEGENDA KUNGFU: WANG ZIPING) adalah praktisi beladiri yang luar biasa dan figur patriotik yang dihormati dan dicintai oleh khalayak secara umum. Lagi dan lagi, sepanjang hidupnya di mewakili negara melawan dan mengalahkan berbagai penantang-penantang asing baik itu petinju, pegulat asing, dan petarung karate. Di terkenal di seluruh Cina akan kekuatan dan kemampuan beladirinya. Selain itu dia juga terkenal akan kemampuannya sebagai dokter ortopedis tradisional Cina yang terkenal. Bahkan ketika usianya 80 tahun-an, tubuhnya benar-benar kuat. Tulang di bawah alisnya benar-benar terlihat menonjol dan matanya tersimpan di dalam kelopak matanya yang dalam.

Walaupun dia orang Cina asli, dia kelihatan seperti orang asing. Lebih kelihatan kebarat-baratan daripada orang yang berparas oriental pada umumnya. Matanya kelihatan berkilau, bersinar setiap saat. Ditambah dengan janggut peraknya yang menjuntai ke bawah, bagaikan air terjun yang mengalir ke dasar. Pembawaannya yang unik dan karismatik, secara otomatis membuatnya dihormati orang disekitarnya. Ketika dia tersenyum, aku sadar kalau aku aman dan dicintai.
Saat itu, aku terlalu muda untuk bertingkah seperti orang dewasa. Setiap malam, Wang Ziping akan kedatangan tamu penting dari berbagai penjuru. Sampai para tamu tersebut pergi, aku tidak bisa tidur. Walaupun begitu, aku pasti tetap akan mencoba untuk tetap tidur. Namun, bahkan jika aku tertidurpun, aku akan tertidur dimanapun di luar kamar. Bisa saja aku malah tidur di atas sofa, kursi, atau bahkan di atas lantai. Aku masih ingat, bagaimana dengan lembutnya kakekku akan menggendongku dan menidurkanku di atas kasur, hampir setiap hari dalam beberapa tahun pertama aku tinggal bersamanya. Kurasa, akan lebih adil kalau aku mengatakan aku lebih seperti teman baginya di siang hari, dan pelindung yang lembut dan penuh cinta di malam hari. 
Karena kami berbicara dalam dialek yang berbeda, seringkali dalam percakapan pertama kami kami berusaha menjelaskan satu sama lain mengenai apa yang kami bicarakan. Suatu kali, kakekku memintaku untuk membawa mangkuk dan soda untuk mencuci, dan hal ini benar-benar memberikan kenangan yang tak terlupakan. Pada saat itu, aku tidak tahu kalau kakek menginginkan sabun untuk mencuci piring, dan perkataannya tentang mangkuk benar-benar asing bagiku. Kakek melihat kalau ekspresiku benar-benar kebingungan. Beliau kemudian tersenyum, lalu kemudian berusaha menjelaskan menggunakan dialek Shanghai. Namun, perkataan yang keluar justru malah keluar dalam aksen utara yang benar-benar berat. Seolah beliau seperti orang Cina yang sedang menyanyi lagu opera Italia. Lalu kemudian beliau membuat bentuk melengkung menggunakan tangannya, yang membuatku mengerti kalau dia menginginkan sebuah mangkuk. Untuk memenuhi permintaan kakek tersebut, aku dengan tergesa-gesa turun ke loteng bawah dan dalam versi percakapanku yang sedikit kelihatan tersiksa, aku meniru perkataan kakekku di hadapan bibiku. Bibi kemudian tertawa dan berkata, “Oh, itu yang beliau inginkan?” Seringkali kakek merasa terhibur atas usahaku yang berusaha untuk berbicara dan memenuhi permintaannya. Namun, aku merasa sedikit aneh karena setidaknya selama 2 bulan, kami berbicara seperti ini secara terus menerus. 
Hidup sangatlah susah di masa itu. Namun, kesusahan dan kesulitan melahirkan ikatan yang benar-benar kuat antara aku dan kakekku. Seiring dengan berjalannya waktu, kami tidak hanya saling mengerti satu sama lain, namun kami juga berhasil menciptakan keharmonisan diantara kedua jiwa kami. Kakek memiliki selera humor yang tinggi, dan seringkali kami tertawa bersama-sama. Ketika umurku mulai bertambah, daripada tertidur pulas seperti biasanya, aku akan menunggu berjam-jam hingga akhirnya para tamu tersebut mulai meninggalkani rumah. Aku hanya bisa mengeluarkan ekspresi nakal, ketika akhirnya penungguanku membuat para tamu tersebut menyelesaikan urusannya. Melihat ekspresiku tersebut, kakek biasanya tertawa, namun sebisanya, beliau akan mencoba menyembunyikan ekspresinya tersebut sehingga para tamu tidak mendengarnya. Beliau selalu memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan sangat baik. “



(bersambung...)         

Lanjutan      : PENUTURAN GRACE WU ATAS KAKEKNYA WANG ZIPING (4)
Sebelumnya: PENUTURAN GRACE WU ATAS KAKEKNYA WANG ZIPING (2)


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 03:54

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ARTIKEL LAINNYA

Powered by Blogger.

Footer 3

Footer1

FOOTER 2