[LANJUTAN DARI PENUTURAN GRACE WU ATAS KAKEKNYA WANG ZIPING (4)]
...dengan
meletakkan batu tersebut, sang perwira berharap kalau Wang Ziping (lih. LEGENDA KUNGFU: WANG ZIPING) akan terjebak
dan membuatnya tertantang untuk mengangkat batu tersebut. Ketika Wang Ziping
muncul di rel stasiun tersebut bersama temannya, sang perwira Jerman tersebut
tersenyum dengan sinis dan mengatakan: “Batu itu akan menjadi milikmu apabila
kamu bisa mengangkatnya. Tapi jika kau tidak bisa mengangkatnya, maka kau harus
membayar membayar batu tersebut. Tentu saja kau orang Cina! tidak ada satupun
orang Cina yang bisa sekuat itu.” Mendengar
hal itu, Wang Ziping memicingkan matanya dengan penuh kemarahan. “Baiklah, aku
akan melakukannya orang asing.”
Wang
Ziping kemudian membuka baju yang dia kenakan. Otot tangannya benar-benar
sangat besar, dan hal ini membuat orang Jerman tersebut sangat terkejut. Mulutnya
ternganga lebar dan matanya tidak sedikitpun bisa teralihkan dari tubuh orang
Cina dihadapannya yang berotot tersebut. Hal yang makin membuat perwira Jerman
tersebut lebih terkejut lagi, ternyata dengan mudahnya Wang Ziping mengangkat batu
tersebut hingga berada di atas kepalanya. Orang Cina tersebut kemudian
berteriak, “Oh Tuhan, bagaimana mungkin ada orang Cina yang memiliki tenaga
sekuat ini!”
Cerita lain yang menunjukkan kehebatan dari Wang Ziping
adalah cerita ketika beliau menyelamatkan sebuah mesjid. Di Qinzhou, terdapat
sebuah mesjid yang memiliki ukiran indah di pintunya yang merupakan barang
antik di era Dinasti Ming. Ukiran pintu tersebut, menceritakan tentang
kehidupan muslim di awal-awal kedatangan mereka di Cina. Selama beberapa
generasi, orang-orang islam sangat menjaga dan membanggakan pintu tersebut. Orang-orang
Jerman, mendengar mengenai pintu ini dan dengan tamaknya mereka menginginkan
pintu tersebut. Suatu hari, mereka mendatangi mesjid tersebut dengan tujuan
untuk membeli pintu tersebut. Imam masjid, kemudian memberikan harga 16.250
pound perak murni untuk melepaskan pintu tersebut demi menghindari terjadinya
konflik. “Itu terlalu banyak” kata orang Jerman tersebut. “Kami akan membayarmu
setengahnya.”
Hal ini, tentu saja sangat membuat khawatir imam mesjid
tersebut, karena dia tidak mau menjadi seorang muslim yang menjual harta karun
negara. Dia kemudian mengadakan pertemuan di dalam mesjid tersebut. Wang
Ziping, kemudian menyarankan kepada imam mesjid tersebut, “Kita semua akan
berada di dalam mesjid ketika orang-orang Jerman tersebut datang kemari dan
berusaha mempertahankan mesjid ini. Orang-orang Jerman, tidak mungkin bisa
membawa pintu mesjid apabila harus menghadapi orang sebanyak ini.”
Mendengar kabar ini, orang-orang Jerman membuat sebuah
strategi. Mereka pikir, apabila mereka bisa menyingkirkan dan membuat malu Wang
Ziping di depan umum, mereka mungkin akan memiliki kesempatan untuk mengambil
pintu tersebut. Konflik ini, kemudian berakhir dengan terjadinya kompetisi
angkat beban, dimana orang Jerman tersebut membawa 2 buah batu yang
masing-masingnya memiliki berat 250 pon (125 kg) yang keduanya dihubungkan
dengan menggunakan bambu. “Kami dengar, anda berlatih kungfu di mesjid ini, dan
‘Qianjin Wang’, merupakan pengunjung tetap mesjid ini.” kata orang Jerman
tersebut terhadap imam mesjid dan kepada orang-orang yang berkumpul di sana. “Kami,
secara khusus membawa beban-beban ini yang selama 80 puluh tahun terakhir,
tidak ada satupun yang mampu mengangkatnya. Kami meminta Wang Ziping untuk
mengangkat beban ini.” Semua orang tahu apa yang sedang terjadi, dan mereka
berupaya sebisa mungkin menahan nafas mereka demi Wang Ziping. Faktanya, beban
tersebut adalah jebakan. Beban yang dihubungkan oleh sebuah batang bambu
sangatlah rentan akan kecelakaan dikarenakan batang bambu sangatlah licin. Orang-orang
Jerman itu berharap kalau Wang Ziping bisa mengangkat beban tersebut, maka
setidaknya dia akan celaka dikarenakan licinnya batang bambu tersebut.
0 komentar:
Post a Comment